Monday, September 17, 2012

MEMORIES part 6


“Nuna...lagi – lagi kau jadi berita,” kata Hae tertawa melalui telepon. Aku hanya meringis mendengarnya.
Ya... sudah 2 bulan ini setelah keluar dari apartemen Heechul oppa aku kembali mengaktifkan semua SNS dan selularku. Tapi masih belum kembali ke panggung. Hanya kembali menyapa semua orang melalui dunia maya. Satu jam setelah ponselku aktif tidak pernah berhenti berdering, dibanjiri ratusan pesan dari teman, sahabat, fans, media, keluarga dan semua collega. Bahkan saat tahu aku di Mokpo, berbondong-bondong fans mengirimkan bunga dan hadiah ke rumah membuat omma kewalahan. Yang lebih menghebohkan, tengah malam SuperGirls plus Seunghyun oppa datang ke rumah. Mereka marah, kesal, khawatir, lega dan bahagia melihatku. Dan seperti biasa si magnae Sohyun menangis histeris hahaha...
“Nuna, kau dengar aku tidak???” tegur Hae membuyarkan lamunanku.
“Iya, Hae. Nuna dengar!!”
“Nuna belum comeback aja sudah bikin heboh, apalagi kalo comeback..hahaha...” kata Hae terkekeh. Kalau saja Hae ada di depanku, dia pasti langsung mencengkram lenganku karena kaget mendapati ekspresi wajahku.
“Nuna tak berniat kembali ke panggung dalam waktu dekat ini, Hae,” sahutku pelan.
“Mworago???!!! Wae???!!!!” dan benar saja Hae berteriak mendengar ucapanku, membuat aku harus menjauhkan ponsel dari telinga.
“Nuna masih lelah, Hae. Menyanyi bukan pekerjaan bagi nuna, tapi sudah seperti panggilan hati. Dan nuna tak mau bernyanyi saat hati tak mengijinkannya, Hae. Bukan buat nuna saja, tapi semua yang mendengar nyanyian nuna nantinya tak akan merasa bahagia,” jelasku panjang lebar. Kudengar suara desahan Hae. Aku tahu dia kecewa namun berusaha memahami keputusanku.
“Apapun keputusan nuna, aku selalu ada untuk nuna,” jawabnya seperti biasa. Selalu dia berdiri pertama kali menjadi pendukungku. Terharu sekaligus bersyukur mempunyai adik seperti dia.
“Tapi, tolonglah nunaa....jangan mengunggah poto aneh lagi. Bagaimanapun juga nuna masih selebritis. Huuufff.....” aku tertawa menanggapi protes dari Hae. Kemarin waktu mengantar omma ke pasar ikan aku mengunggah potoku sedang mencium seekor ikan dan menulis ‘uri dongsaeng...lalala....kau cukup tampan juga. Kekeke...’ sebenarnya hanya buat iseng saja, tak diduga tanggapan dari netizen dan fans langsung heboh hahaha...
“Udah gitu masa nuna samakan aku dengan ikan, pake bilang ‘Fishy Mokpo’ segala. Aku jadi bahan ledekan di dorm, tau!!” protesnya lagi. Aku langsung terbahak. Hae mencak – mencak kesal.
“Kau kesal karena poto  nuna ato karena mengatakan ikan itu dongsaengku??” tanyaku di sela tawa. Sayup aku dengar suara Hyuk dan Wookie tertawa sambil menggoda Hae.
“Keduanya!! Sudahlah, pokoknya jangan berulah aneh lagi. Oh, ya.. minggu depan Sushow di Seoul nuna harus datang!! Semua menunggu nuna, arra??!!!” kata Hae mengalihkan pembicaraan. Barusan aku mendengar suara barang jatuh dan aku duga itu ulah Hae melempar sesuatu ke arah Hyuk dan Wookie yang masih tertawa.
“Iya, nuna tahu!! Kau sudah bilang 3 kali, Hae. Nuna pasti datang!! Sudah sana... nuna mau poto lagi makan ikan ‘Fishy Mokpo’ haha....”
“Nunaaaaaaaa....”
“Hwakakakakakaka....”

Braakkk...
Sedikit kesal aku melempar majalah di tanganku, mengagetkan omma yang sedang asyik menonton tv. Sambil mengerenyitkan dahi omma melirik majalah yang kini berada di pojok sofa, lalu kembali fokus pada layar tv. Kalau saja aku tak menerima tawaran pemotretan itu, tidak bakal ada gosip seperti ini. Kalau saja bukan karena desakan Mr Soo Man aku lebih memilih duduk di pantai sambil memetik gitar kesayanganku daripada harus berpose seperti itu yang malah menuai gosip. Bukan pertama kali bagiku gosip seperti itu hanya saja disaat aku ingin break sejenak, gosip ini sangat menggangguku.
“Kenapa kau kesal, Hyeon?? Tidak puas dengan hasil pemotretan?? Kau nampak anggun seperti peri disana, omma suka sekali,” kata omma mengagetkanku. Aku melihat ke arah omma yang masih asyik nonton.
“Bukan. Hyeon sebel ada gosip itu, omma,” bantahku. Aku mendengus kesal. Perlahan aku ambil kembali majalah itu dan meletakkannya di meja. Omma tersenyum ke arahku.
“Kau kan udah biasa kena gosip. Kenapa baru sekarang resah??? Apa karena Heechul?? Omma yakin dia akan mengerti, kok,” kata omma menggodaku. Mendengarnya sontak aku membantah mati – matian.
“Tidak ada hubungannya dengan orang itu!! Hyeon hanya ingin break tanpa gangguan!!”
“Hahahaha..... Hyeon, kau tak bisa membohongi omma seperti kau bohong pada semua orang termasuk dirimu sendiri. Mungkin omma bukan ibu kandungmu, tapi naluri seorang ibu tidak pernah salah, Hyeon,” kata omma tersenyum lembut. Aku tertunduk menatap ujung jari kakiku. Aku lupa kalau omma selalu tahu tentang aku, Hae dan Hwa oppa meski terlihat cuek di luarnya.
“Dan Siwon pasti juga sudah menjelaskan ke Heechul. Sebenarnya sih, omma lebih suka kau berpasangan dengan Siwon seperti di photo itu. Kalian serasi, setuju dengan pendapat netizen.. hahaha...” aku mendelik kesal mendengar celotehan omma yang ujung – ujungnya meledekku.
Kekesalanku ini berawal dari dua minggu lalu saat tiba – tiba big boss Soo Man seosangnim datang ke rumah dan langsung menyodorkan jadwal pemotretan tanpa basa basi. Tidak ada penolakan, begitu ujarnya sedikit memaksa. Makin keki dibuatnya setelah tahu pemotretan apa itu... Wedding dress!! Dan tebak, siapa pasangannya. Siapa lagi kalo bukan the most perfect man in the Korea, Siwon!! Tidak mungkin aku menolaknya, bukan karena Siwon ataupun Soo Man seongsanim, melainkan desainer dan potographernya merupakan idolaku. Ditambah, rasa hutang budiku pada beliau yang sudah membantuku sejak tragedi yang menimpa keluargaku dulu membuatku akhirnya setuju.
Soo Man seongsanim tidak memaksaku comeback secepatnya, beliau hanya ingin aku menerima tawaran itu. Tawaran lain seperti iklan, drama atau film sudah otomatis ditolak management untuk sementara waktu.  Dan, pergilah aku seminggu kemudian.

Flashback 2 minggu ke belakang
“Aku tak pernah tahu nuna punya tatto di punggung,” kata Siwon takjub saat melihat tatto berbentuk sayap di punggungku.
“Wajar kau tak tahu, aku kan belum pernah buka baju di depanmu. Kalau kau tahu itu malah aneh,” sahutku buru – buru menutupi punggungku dengan sweater. Siwon dan sang desainer bereaksi sama saat melihat tattoku, itu juga yang menyebabkan aku dipaksa memakai dress terbuka bagian punggung.
Tatto ini aku dapat setelah kecelakaan 4 tahun lalu, lebih tepatnya untuk menutupi beberapa luka yang aku aku dapat karena kecelakaan yang tidak bisa hilang dengan operasi plastik sekalipun. Hanya keluarga dan personel SuperGirls yang tahu tentang ini. Dan seluruh dunia akan segera tahu setelah majalah yang memuat potretku di lempar ke pasaran. Aku perkirakan bakal jadi headline lagi, bahan obrolan netizen. Aigoooo... untung saja desainer, photograper dan kru berpikir itu tatto bohongan karena memang aku terkenal dengan eksentrik.
“Nuna, sudah ada yang mengatakan belum kalau nuna itu seperti haebaragi?? Cantik, menyilaukan,” bisik Siwon di sela pemotretan. Langsung saja aku menendang tulang keringnya, Siwon memasang tampang kesakitan.
“Aigooo.. nuna masih saja galak padahal sudah pakai wedding dress. Agak anggun sedikitlah..” bisik Siwon lagi. Kali ini aku memukul punggungnya memakai tangkai bunga matahari yang sedang aku pegang, membuat bunganya patah. Siwon berbalik dan mendelik ke arahku, aku balas melotot kesal.
“Kau tahu nuna?? Barusan aku mengirim poto  nuna di tengah bunga matahari ke kumbang. Haebaragi dan chida... petals... hahaha... kalian memang serasi,” sehabis berkata Siwon langsung lari menjauh.
“Wonnieeee.... awas kau ya!!!” teriakku membuat semua orang menoleh ke arah kami. Siwon terbahak sambil mengacung – acungkan ponselnya. Sialan!! Dress ini membuatku susah bergerak, kalau saja aku pake celana udah terkejar itu bocah dan menghajarnya abis-abisan.
“Nuna, jujur ya, pernah terlintas ga di benak nuna ingin melakukan pemotretan ini dengan si chida??” masih belum kapok juga ni bocah menggodaku. Dia selamat karena saat ini kami sedang berpose. Aku menghela napas dan mengenyahkan pikiran aneh dari otakku.
“Kalau hyung tahu nuna secantik ini, pasti dia langsung melamarmu. Hehe...”
Plaakkk...
Aku memukul kepala Siwon dengan buket bunga. Dia meringis sambil mengelus belakang kepalanya. Huft!! Menakutkan!! Seakan tahu apa yang ada di pikiranku, sedari tadi bocah yang terkenal cool padahal aslinya sarap ini, melontarkan pertanyaan dalam benakku. Mirip cenayang saja.
“Bisa – bisa aku jatuh cinta ma nuna juga,” kata Siwon memasang tampak sok seriusnya. Kalau aku tidak mengenalnya sejak dahulu mungkin aku akan mengira dia bersungguh – sungguh. Sejurus kemudian Siwon tersenyum jahil. Aslinya dia tak kalah evil dibandingkan magnae, hanya saja wajah cool dan ‘suci’nya membuat Siwonnest tertipu.
“Sejak kapan kau jadi cerewet, hah??!!” sungutku mendongak untuk menatapnya. Siwon menunduk, bisa aku lihat bola matanya yang teduh, garis wajahnya yang tajam dan tegas, dia memang sempurna.
“Karena... aku merindukan nuna, bahagia bisa melihatmu di depanku hari ini. Nuna tahu kan kalau aku dan semua sayang padamu, jadi... kajima!!” terukir senyum di wajah tampannya, membiusku. Bagaimanapun aku gadis normal. Seperti terhipnotis, senyum mengembang di bibirku, masih menatap sosok lelaki sahabat kecilku.
Daaaannn... pose inilah dimana kami saling menatap, diambil dari arah belakangku menampilkan tatto sayap angelku, senyum Siwon dan tatapan mautnya –yang dibilang sangat romantis- oleh photographer Kim dijadikan cover depan majalah wedding, padahal kan kami tidak sengaja. Plus, komentarnya yang mengatakan betapa natural kami berpose sebagai couple. Hellloooowww... wajarlah kan kami sudah saling mengenal lebih 10 tahun!! Chemistry itu sudah terbangun sejak lama.
Aku akui emang hasilnya sangat memuaskan andai saja tidak menimbulkan gosip. Parahnya, setiap interview Siwon selalu menjawabnya dengan ‘wise’ ala Siwon. Tinggal aku yang kebakaran jenggot!! Oh!! Kedamaianku!!
Flashback end

Hari ini Super Junior comeback dengan album ke-7. Minus Jungsu oppa yang tahun kemarin wamil. Album ke-6 seiring comebacknya Kangin dan kali ini, Heechul oppa. Elf, petals dan.. hmm... aku, menunggu hari ini tiba. Semenjak aku keluar dari apartemennya 5 bulan lalu tak sekalipun dia menghubungiku begitu juga sebaliknya. Saat dia selesai dengan public servis-nya aku juga tidak menemuinya. Tidak datang pada pesta penyambutan padahal hampir semua member Suju mengirimkan pesan, kecuali dia.
Masa lalu. Semuanya tinggal kenangan. Aku hanyalah memori bagiku, tak ada tempat di hatinya hari ini atau besok. Kenapa aku tak juga bisa melupakan orang itu??? Kenapa tak bisa menghapus namanya dari hatiku??? Kenapa cintaku padanya masih membelenggu??? Apa aku tak bisa jatuh cinta pada orang lain lagi, seperti pada Siwon contohnya?? Ah...mikir apa aku ini.
Seperti janjiku pada Hae, siang ini aku datang ke stasiun tv dimana Super Junior akan melakukan comebacknya. Lengkap dengan penyamaran, aku membaur bersama para Elfs yang sedari pagi sudah memenuhi halaman depan stasiun tv. Terlihat plakat petals, bertuliskan Heechul,  ditangan para Elf. Menyadari beberapa Elf melihat ke arahku, berbisik sambil menunjuk -  nunjuk, buru – buru aku menurunkan topi menutupi wajahku, untung Yoon Hee sepupuku langsung sigap menyeretku pergi dari kerumunan. Sudah setahun lebih aku vakum rupanya popularitasku belum luntur dan agaknya gegabah dengan datang membaur dengan mereka, kesadaran yang telat datangnya.
Kenapa aku tidak datang ke backstage malah mengendap – endap diantara Elf?? Karena aku datang sebagai fans Super Junior, bukan sebagai Hyeon superstar, hanya Hyeon kakak Donghae. Oke... itu alasan saja. Hal sebenarnya adalah karena aku tidak ingin bertatap mata langsung dengan dia, Kim Heechul. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan atau katakan kalau bertemu dengannya.
Nuna, apa kau sudah datang?
Pesan dari Hae. Dua kali teleponnya tidak aku angkat ataupun membalas pesan dari dia. Aku merindukan adikku itu, sekembalinya aku dari rumah Heechul oppa baru 2 kali bertemu dan itupun hanya sebentar. Terakhir kali saat Sushow di Seoul, bahkan tak sempat bertemu saat pemotretan beberapa waktu lalu karena bertepatan dengan promo drama terbarunya di China. Mudah saja bagiku datang ke Seoul menemui dia lagian aku benar – benar tidak ada jadwal sama sekali, hanya saja.... sebisa mungkin mengurangi kesempatan bertemu tak sengaja dengan Kim Heechul.
Tanpa membalasnya aku menutup ponsel dan memasukkan ke dalam tas. Di satu sisi aku tak ingin bertemu tapi di sisi lain ada rasa rindu. Satu – satunya cara adalah berdiri di panggung yang sama seperti dulu.  Artinya aku harus kembali ke panggung. Apa aku siap secara fisik dan mental?? Beberapa dokter memang sudah memastikan 100% cederaku sembuh asal aku tidak melakukan olahraga berat seperti wrestling atau angkat beban, melupakan keahlian martial artku, tidak melakukan gerakan dance yang berbahaya. Tidak ada jalan lain.
“Onnie, sebentar lagi Super Junior. Kalau kau masih saja melamun kau tak bisa melihat oppa,” tegur Yoon Hee menyenggol lenganku pelan. Aku menoleh ke arahnya yang sibuk dengan atribut Kyuhyun-nya. Dasar Sparkyu.... meski sudah sering bertemu dengan Kyu dan tahu asli evil magnae tetap aja dia cinta mati. Sama sepertiku tak bisa mengusir orang aneh itu.
“Onnie!!” Yoon Hee melambaikan plakatnya di depan wajahku.
“Kau melamun lagi!”
“Apaan?? Onnie ga melamun, kok,” kilahku langsung membalikkan badan ke arah panggung.  Yoon Hee menurunkan plakat dan mencondongkan badan ke arahku.
“Segitunya onnie pingin liat oppa, ya?? Kalau kangen kenapa ga langsung ke backstage aja, sih?” kata Yoon Hee lagi setengah berbisik. Aku terkesiap. Dia tahu apa yang aku pikirkan barusan??
“Onnie datang bukan karena kangen atau ingin melihat Heechul oppa,” kataku mengelak membuat Yoon Hee mengikik. Aku melirik tajam sepupuku itu.
“Yah..onnie, sapa juga yang membicarakan Heechul oppa. Yoon Hee membicarakan Hae oppa. Jangan – jangan... onnie... hahahaha...”
Ah, salah paham. Secara tak langsung terjebak dengan ucapan Yoon Hee. Sejak awal dia mengucapkan kata ‘oppa’ pikiranku langsung tertuju pada sosok Kim Heechul. Lupa kalau Yoon Hee hanya memanggil oppa pada Hae, ke semua member Super Junior dia memanggil nama, kecuali bertatap langsung dengan mereka barulah dia memanggil oppa.
“Sudah diam kau!! Tuh mereka sudah bersiap!!” kataku ketus menutupi rasa jengah karena malu. Yoon Hee masih terkikik tapi tak mengucapkan kata lagi seketika fokus ke arah panggung dimana 10 pria tampan berdiri. Super Junior!! Mataku langsung menemukan dimana Hae berdiri, sisi kanan. Dan... orang itu.... berdiri di tengah dibelakang Yesung. Aigooo... kenapa dia nampak jelas meski tertutup orang lain??? Kenapa mudah sekali menemukan keberadaannya padahal dari tempat aku duduk lumayan jauh.
Sepanjang perform mereka aku sama sekali tidak fokus. Setiap part Kim Heechul, jantungku seramai teriakan Elf yang meneriakkan namanya. Akhirnya... aku bisa melihatnya lagi berdiri di panggung dengan segala ciri khasnya. Smirk smilenya, tingkah cueknya, wajahnya... semuanya. Tak terasa pelupuk mataku basah, sebelum Yoon Hee melihat buru – buru aku mengusap dan mengerjapkan mataku mencegah air mata itu runtuh. Gara – gara Kim Heechul aku bahkan tak melihat penampilan Hae.
Dia disana, rambutnya masih pendek meski sudah berwarna pirang. Memakai baju berwarna merah hitam. Agak berisi tak seperti terakhir kali aku melihatnya, kurus. Aku merindukannya.... sangat!!!
“Nuna!!!” sapa Hae riang waktu aku menghampirinya di backstage. Dia langsung memelukku erat, aku yakin matanya sudah basah. Dan benar saja saat aku mengurai pelukan lalu menatapnya.
“Kau... ngapain nangis??? Cengeng!!” ledekku menepuk pipinya pelan. Mengusap air mata Hae dengan ujung jemariku. Hae meraih jemariku dan menggenggamnya.
“Karena aku merindukan nunaaa!!! Kenapa kau acuhkan telepon dan pesanku hari ini, hah??!!” tanpa malu Hae merengek persis anak kecil. Untung seisi ruangan sudah tahu tabiat Hae satu ini. Dasar Fishy!! Di tempat umum dia harusnya jaga image, gimana kalau newbie melihat tingkah sunbae-nya seperti ini??!!
“Kau ini manja!! Kan tadi pagi nuna sudah bilang bakal datang, kau masih saja teror nuna. Nuna malas dengar suaramu merengek – rengek, kau bukan bayi kan!!” sahutku meledeknya. Wookie, Yesung, Siwon dan Kyu yang kebetulan ada di dekat kami sontak tertawa ngakak. Hae melemparkan pandangan sadis pada sobatnya yang malah makin keras tertawa. Giliran diriku yang mendapat tatapan protes darinya. Cuek, aku meninggalkan Hae untuk menyapa Wookie, Yesung, Siwon, Kyu, Shindong dan Sungmin yang masih berada di ruang ganti. Entah kemana sisanya pergi. Hmm.. lebih spesifiknya si weird person, Kim Heechul berada.
Siwon bangkit dari tempat dia duduk lalu menghampiriku. Berdiri bersandar di tembok dengan kedua tangan berada di saku celananya. Dia masih memakai baju untuk perform tapi, hanya saja kancing atas bajunya sudah dia copot memberi kesan santai. Dia selalu tampan seperti biasa. Aku nyengir membalas senyuman darinya.
“Aku hampir tidak mengenalimu di antara Elf  dengan penyamaranmu kalau saja kau tidak mengenakan topi itu,” kata Siwon menunjuk topi di tanganku.
“Kau melihatku?” tanyaku heran. Siwon mengangguk. Semua orang termasuk Hae melihat ke arah kami heran karena mendadak akrab ditambah Siwon menggunakan banmal saat berbicara denganku.  Hae mengerenyitkan dahinya lalu bertukar pandang dengan Wookie yang mengangkat bahu tanda tak tahu.
“Kau di sayap kanan, di dekat Elf yang memegang banner Sungmin hyung, bukan?? Aku mengenali topi kesayanganmu dari 10 tahun lalu itu,” sahut Siwon memberi penjelasan. Aku menatap topi di tanganku. Memang topi ini kesayanganku, selalu aku pakai sejak 10 tahun lalu. Meski sejak bergabung dengan SuperGirls aku menyimpan topi berwarna hijau ini hanya untuk aku pakai di saat kritis alias sedang menyamar, seperti saat ini.
“Kau masih ingat juga rupanya...”  gumamku. Siwon tersenyum dan melakukan hal yang tidak pernah terlintas sekalipun dibenakku.
“Tentu saja!” katanya, tangan yang sedari tadi berada di saku celananya kini berada di atas kepalaku, mengacak rambutku pelan.  Terperangah, aku mendongak menatapnya yang kini sedang tersenyum ke arahku. Aku menahan napas, rasa panas menjalari wajahku. Dari sudut mata, bisa aku lihat ekspresi semua orang terkaget, terlebih Hae, matanya membelalak lebar.
“Aish!! Kau!! Jangan rusak rambutku!!” sungutku seraya menyisir rambutku dengan jari tangan. Siwon tertawa, melipat tangan di depan dadanya.
“Sudah waktunya kau berdandan, Hyeon!! Apa kau tak kangen dengan salon, huh??!” celetuknya. Kali ini serentak Wookie, Hae, Yesung dan Kyu berdiri, sontak menghampiri kami berdua, menatap ke arahku dan Siwon bergantian. Telunjuk Hae mengarah ke muka Siwon dan menatapku tajam.
“Hyeon?!!!! Dia memanggil nuna dengan nama?? Dia juga berbicara banmal pada nuna... wae??!!” aku tertawa melihat ekspresi kaget Hae yang terlihat imut di mataku. Aku mencubit pipinya gemas. Siwon masih dengan sikap coolnya membalas pandang rekan segrupnya.
“Aigo...adikku ini emang bawel ya!! Sudahlah, nanti malam seabis jadwal di Sukira nuna akan datang ke Byul Resto,” kataku mengacuhkan pertanyaan Hae. Hae menepis tanganku yang mencubit pipinya dan menatapku heran.
“Darimana nuna tahu kita akan pesta di Byul Resto?? Aku kan baru mau kasih tahu sekarang,” tanya Hae. Aku mengedip ke arahnya penuh mistery. 
“Siwon memberi tahuku lewat telpon tadi siang,” sahutku sambil mengedikkan pundak ke arah Siwon di sebelahku. Siwon mengangguk.
“Siwon??!! Kenapa dia menelponmu??” tanya Hae bergantian menatapku dan Siwon dengan ekspresi super kaget.
“Tidak ada larangan untuk dia menelponku, kan?? Sudahlah  nuna harus ke kantor sekarang,” elakku sambil beranjak pergi. Mendorong pelan pundak Hae yang menghalangi langkahku. Hae masih shock.
“Oh ya, Wonnie. Hampir lupa memberikannya padamu. Ini, cd berisi lagu baru. Kau harus menghapalnya, lusa kita sudah mulai recording untuk comebackku,” aku berbalik ke arah Siwon dan mengangsurkan sebuah cd yang langsung berpindah tangan ke Siwon.
“Oke...Hyeon-i,” sahutnya sambil salute.
“Bye...anyyeong!!” kulambaikan tangan sambil berjalan ke arah pintu meninggalkan kerusuhan luar biasa. Wookie dan Hae kini memojokkan Siwon di sudut sontak menoleh ke arahku.
“Ati – ati, Hyeon..” hampir aku tak bisa mendengar kata – kata Siwon karena di saat bersamaan Sungmin, Kyu, Shindong, Wookie dan Hae berteriak kaget. Aku yakin bentar lagi Siwon akan dirajam ramai – ramai. Tanpa rasa bersalah aku melenggang pergi, Siwon pasti bisa menangani mereka. Tinggal aku nanti malam saat makan malam bersiap dengan seribu pertanyaan dari adik kesayanganku itu
“Wait!!! Hyeon-i???!! Wonnie??!!”
“Comeback??!!!”
“Kalian nge-date????”
Senyum tersungging di wajahku saat menutup pintu dibelakangku. Sontak senyumku hilang dan langkahku terhenti, mematung saat mendapati Heechul oppa sudah berdiri di koridor depan Wardrobe room. Dari wajahnya aku tahu dia mendengar semuanya.
“Oppa.....”



*to be continue

No comments:

Post a Comment