Friday, October 22, 2010

ANGEL pt.3


“KALIAN APA – APAAN, SIH?????” teriakku menumpahkan rasa kesal. Teuki oppa dan Chulie oppa memandangku tak percaya bisa marah.
“Kayak anak kecil aja. Jadiiiii… oppa manggil Edith hanya karena ingin tau Edith lebih nurut ama siapa, gitu??!!! Oppaaaaaa……!!!”

Thursday, October 21, 2010

ANGEL pt.2

    Jumat bergeser ke hari Sabtu, lalu jadilah hari Minggu. Sekarang sudah berganti hari Senin, menyebalkan!! Kenapa ga cepet hari Jumat, sih?? Biar bisa lihat cowok itu. Yura onnie emang berjanji mengenalkanku padanya, tapi karena masih sibuk dan ga sekelas dengan cowok itu, dia belum bisa memastikan kapan. Ah, jadi ga sabar.

Look At Me Now!!

Back to kampus again.... sepi gara - gara semua dosen ikutan seminar di universitas lain dan kuliah diliburkan. my new hair bikin masalah. dari keluar gerbang rumah, naik angkot, naik bis sampai sekarang aku duduk ngetik ini, diliatin mulu ma orang - orang. something wrong???? i don't think so >.<

Wednesday, October 20, 2010

ANGEL pt.1

-->
Kyuhyun pov
Bisa aku lihat sosoknya dari sudut mataku. Sedang duduk melamun pura – pura sedang membaca buku di depannya. Sudah 20 menit berlalu, dia masih menatap halaman yang sama. Sesekali dia menghela napas sembari melihat keluar jendela. Sepertinya dia sedang galau. Sosok yang menarik. Rambut hitam sebahu dibiarkan tergerai, membingkai wajahnya yang bulat.

SERENADE HUJAN

Siang tadi hujan turun deras. Bukan dari langit tapi hujan itu ada dalam hatiku. Hujan yang tak sempat terhenti sejak 10 tahun semakin deras. Hujan dengan guliran penuh luka, hujan dengan pedihnya membasahi lukaku. Hujan yang tak lagi menyejukkanku, hujan yang tak lagi mampu menghapus duka lara. Hujan yang tak bawakan aku pelangi, hanya hujan yang kini turun bersama air mataku.

HUJAN

CHAPTER 4
HUJAN


Tes….tes…tes….
Bunyi rintik hujan yang menimpa genteng mengusik tidur siangku. Semakin kutenggelamkan tubuhku di balik selimut dan menutup kedua telingaku dengan bantal. Tapi, sekian detik kemudian rintik itu menjelma menjadi hujan deras. Dan bantal itu sudah tidak mampu lagi meredam suara hujan. Hujan!!!

FALLING IN LOVE WITH A FRIEND

Fara menatap panggung tanpa berkedip. Di atas sana, sahabatnya sedang gladi resik untuk acara perpisahan besok. Suara lembut Kyu mengalun memenuhi ruangan. Fara terhanyut menikmati suara dan lagu indah itu sampai tidak menyadari kehadiran seseorang di sampingnya. Fara tersentak saat sebuah tangan memukul belakang kepalanya pelan, langsung memberengut kesal mengetahui siapa pelakunya. Yesung!!

14,24

this is about a stupid love's story....

Jumat, 14.24 WIB
Semua berawal dari sini, bertemu denganmu di tempat dan waktu yang sama. Selalu melihatmu tersenyum yang langsung membiusku. Kau tak banyak tau tentangku, begitu juga aku.

Sensei.... Gomen ne!

curhat ketololan seorang mahasiswa ^^

Sensei... maaf kan saya. Tidak ada maksud untuk begitu...
Sensei... tolong jangan salahkan saya.
semua ini gara-gara mata saya yang tak bisa lepas menatapnya.
semua ini karena otak saya yang langsung terhenti ketika melihatnya.

DIA BUKAN BADUT!!

Dia, seseorang yang hanya ingin hidup biasa saja. Selalu ingin merasakan betapa dunia bersahabat dengannya, melenyapkan semua derita yang ada dalam hatinya. Tertawa! Hanya itu yang dia tawarkan untuk dirinya sendiri. Dengan tawa itu dia berharap bahagia akan benar menghampirinya. Bukan berarti dia tak bahagia. Dia bahagia, dia hanya punya luka. Itu saja.

Aboji.... Mianhae...

Rasanya sakit hati ini. Lebih tepatnya sedih. Ketika melihat satu potret keluarga yang ada di Jonas kemarin. Ada sesuatu yang menusuk hati ini. Kadang bertanya, berandai-andai dan bermimpi tentang ending cerita hidupku. Aku mengharapkan sesuatu seindah cerita yang selalu aku tulis, mungkin berliku tapi selalu berakhir bahagia.

LANGIT

CHAPTER 3
LANGIT


Aaarggghhh…….
Aku berteriak sekencang-kencangnya. Ga peduli akan ada yang mendengarnya. Pusing. Penat. Kepalaku rasanya nyut-nyutan ga karuan. Rese! Gara-gara satu orang, nih. Gara-gara orang sialan itu aku jadi seperti ini. Kekesalanku makin memuncak, ternyata teriakanku tadi tidak efektif. Malah semakin membuat dadaku sesak seperti terkena asma. Bukan!! Seperti ada gunung menimpa dadaku ini sehingga aku ga bisa bernapas. Lama-lama, aku bisa mati. Karena itulah aku menghela napas panjang.

ANGIN

CHAPTER 2
ANGIN



“Bian!!” panggilku pada sosok yang baru saja melintas. Bian menoleh. Memasang cengiran lebar seraya melangkah ke arahku.
“Apaan?” Tanya Bian sesampai di depanku. Aku menggeleng. Menepuk rumput di sebelahku, menyuruhnya duduk. Bian duduk masih sambil menatapku.

PANTAI

ini chapter 1 dari novel terbaruku yang masih dalam penggarapan. siapapun yang udah baca, tolong kritik dan sarannya.

Tahu ga sih, apa itu sepi? Gimana rasanya sunyi? Atau rasanya sendiri? Ya. Aku tahu semua itu. Bahkan sebelum aku menyadari kalau rasa pahit itu adalah sepi.

sendiri

Kesepian, kesendirian, kesedihan, kesunyian, kehampaan…..
Seperti matahari yang selalu sendiri
Seperti pantai yang selalu berdiri menanti lautan
Dan aku masih disini, sendiri
Tak ku harapkan bintang ataupun rembulan
Untuk menghapus semua sepi ini
Karena, walaupun aku berdiri di kerumunan orang
Aku tetap merasa sendiri
Rasanya sakit….
Ketika menyadari kita tak punya arti bagi siapapun
Ternyata tak seorangpun menganggap kita ada bagi mereka
Dan, aku sendiri

28 Feb 09

One Fine Spring Day pt..2

Seoul, musim semi 2003
Sungmin pov
Hari yang melelahkan, jadwal padat membuatku seakan sudah tidak ada ruang untuk bernapas. Sekilas kulirik jam di pergelangan tanganku, 12.40 dini hari. Hari sudah berganti, ketika hari kemarin belum aku akhiri, aku harus memulai kembali. Masih ada jadwal latihan dance 20 menit lagi, 20 menit untuk menghela napas.

One Fine Spring Day pt.1

Kyoto, awal musim semi 2010
Waktu sudah menunjukkan angka 10 pagi, sinar matahari yang hangat menerobos jendela kamarku bersama dengan semilir angin dingin yang menyejukkan. Berkali – kali aku menggeliat dan tak mempedulikan dering handphone yang aku tahu dari siapa panggilan itu. Setelah 10 menit aku bermalas-malasan, segera aku singkirkan selimut tebal yang nyaman itu dari tubuhku. Enggan, melangkah gontai menuju kamar mandi. Sebentar lagi harus menunaikan tugas rutinku sebagai program writer di sebuah radio swasta di Kyoto ini.

satria dan cintaku

Secangkir cappuccino
Rangkaian air hujan
Suara debur ombak
Senja di tepi pantai
Wangi tanah tersiram hujan
Dan diriku...............
                        
                            Dengan sebuah cinta!!!

Langit malam kelam
Kerlip bintang bercahaya
Tiupan angin sepoi
Nyanyian syahdu malam
Sebentuk cinta terukir
Dan seorang..................

                         Dia, yang bernama Satria

pada suatu masa

Seperti amarah gunung merapi yang terpendam tertahan untuk tidak dimuntahkankan dalam diam yang menyakitkan. seperti angin sepoi itu yang bergerak layu membuai dalam semu. sontak................... semuanya berubah.

NARSIS EKSISTENSIALISME IDEALISM

Hanya satu kata yang mendeskripsikan diriku sekarang ini. Mungkin deskripsi itu kadang terlihat memalukan, apalagi kalo mengingat tingkahku yang sangat mendukung deskripsi itu. Awalnya hanya aku yang memproklamirkan jati diri baruku yang sebenarnya sudah ada sejak dulu itu. Lingkunganku yang sekarang ini aja sangat mendukung hal itu makin kentara. Ternyata, lama-lama semua orang yang mengenalku juga berpendapat sama. Aku memang seperti deskripsi yang aku kemukakan itu.

surat untuk sahabat

(entahlah, aku kutip dari sebuah buku karena kata-kata ini sangat mengena denganku. maafkan karena aku lupa judulnya. kalo ga salah seri persahabatan. plus ambil dari sumber lain.)

"Persahabatan adalah fitrah manusia
Persahabatan membuat kita lebih baik

AKU


Aku adalah………….
Raga tanpa ada jiwa
Aku adalah………….

COLORFULL OF LIFE

By: imey@friendship.life
 
Hari-hariku terakhir ini serasa berwarna sekali, ada kelabu sekelam awan hitam di langit malam, biru menyejukkan sewarna langit disilau mentari pagi. Kadang jingga, kadang merah, hitam, terkadang putih. Tak pasti, tak aku ketahui, penuh kejutan dan sejuta misteri. Membuat kepalaku penuh dengan rasa yang tak jelas, entah penat, entah angan. Hatikupun tak kalah kacau balaunya. 

UNTUKMU BINTANG

ketika merangkai bintang tak mampu lagi
ketika menggapai bulan tak sanggup lagi
ketika mengejar matahari membuatku lelah
ketika merajut awan tak lagi bisa
ketika menguntai tetes embun semakin menghilang
ketika melukis pelangi yang terus memudar
ketika menghitung pasir pantai tak mungkin lagi
hanya diam....
terpaku.....
ketika kesadaran menyergap jiwaku
aku hanyalah seorang
PEMIMPI


06 april 07