Wednesday, October 20, 2010

ANGEL pt.1

-->
Kyuhyun pov
Bisa aku lihat sosoknya dari sudut mataku. Sedang duduk melamun pura – pura sedang membaca buku di depannya. Sudah 20 menit berlalu, dia masih menatap halaman yang sama. Sesekali dia menghela napas sembari melihat keluar jendela. Sepertinya dia sedang galau. Sosok yang menarik. Rambut hitam sebahu dibiarkan tergerai, membingkai wajahnya yang bulat.
Tidak begitu jelas lekuk wajahnya, tapi dari tempat aku duduk, dia terlihat cantik. Kuraih kamera dalam tasku, dan diam – diam memotretnya. Bukan suatu tindakan yang sopan kurasa, apa boleh buat terpaksa aku lakukan. Terlalu menarik untuk dilewatkan.
Hari ini, bukan pertama kali aku melihatnya, minggu kemarin aku mendapati dia sedang duduk melamun, di tempat itu juga. Hidup dalam dunianya sendiri tanpa menghiraukan hiruk dunia di sekitarnya. Tidak menyadari lambaian tangan seorang temannya, alat tulisnya yang jatuh berantakan dan di pungut serta diletakkan kembali oleh waitress, bahkan tidak tahu sepasang kekasih di meja sebelahnya bertengkar hebat.
“Kyu…. Kau dengar aku tidak, sih?” tegur Siwon mengagetkanku. Mengalihkan pandanganku dari gadis itu.
“Apa??” tanyaku. Emang tadi Siwon ngomong apa? Pikirku. Terlalu asyik mengamati gadis itu sampai aku mengacuhkan Siwon.
“Astaga!! Jangan bilang selama hampir setengah jam ini kau sama sekali tidak mendengar satupun kata – kataku!! Sialan kau, Kyu,” semprot Siwon kesal, mau tak mau aku tersenyum minta maaf.
“Kalau kau suka, samperin aja. Jangan cuma liat dari jauh,” sambung Siwon ikutan melihat ke arah gadis itu. Aku terperangah kaget. Jangan – jangan sedari tadi Siwon tahu kalau aku sedang menatap gadis itu.
“Apaan sih, kau ngawur!” elakku dengan sedikit malu. Pura – pura aku minum coffelatte.
“Aku kenal kau Kyu, ga bakalan jadi tuli hanya untuk sesuatu yang biasa saja. Pasti ada yang menarik dari dia, kan?” tanya Siwon masih menatap gadis itu yang sekarang sedang menulis sesuatu di kertas. Aku lupa untuk berpura – pura cuek dan kepergok Siwon sedang melihat gadis itu juga. Siwon tertawa kecil.
“Aiish!! Sialan kau!!” gerutuku. Benar apa kata Siwon, aku memang tertarik pada gadis itu. Tapi, bukan sesuatu ketertarikan yang mengarah pada suka. Hanya tertarik pada sosok uniknya. Aku tidak percaya love at first sight.
“Ah! Dia pergi Kyu,” seru Siwon kecewa. Wait, kenapa Siwon mesti kecewa?? Dasar ni anak,solidaritasnya terlalu tinggi sampai kadang terasa jadi sok tahu. Seperti sekarang ini. Aku nyantai saja gadis itu pergi. Siwon menatapku memberi sinyal untuk menghampiri gadis itu yang sudah melangkah ke luar pintu kafe. Aku menggeleng.
“Kan sudah aku bilang ketertarikanku hanya sebatas apa yang dia lakukan disana tadi, bukan karena aku suka ato apa,” aku mengelak. Siwon tertawa lagi. Apa – apaan sih?!!
“Kyu, kau belum mengatakan hal itu dan aku tidak menanyakan atau berpikir seperti itu. Semakin kau mengelak, makin kliatan, tau!! Babbo!!” sahut Siwon terpingkal – pingkal. Ah, sialan!! Aku selalu kalah dengannya.  Aku tonjok lengan Siwon pelan. Sahabatku satu ini emang hebat!
“Ah, sudah. Kelas sudah mau dimulai, aku ga mau telat!” kataku beranjak dari tempat aku duduk, diikuti Siwon. Saat lewat meja gadis itu, mataku menangkap sesuatu yang menarik. Sketsa wajah di selembar tissue. Diam – diam aku mengambilnya saat Siwon tidak melihat dan menyimpannya dalam saku celanaku.

Sejak terakhir kali melihatnya, aku belum pernah lagi bertemu dengannya. Sudah satu minggu berlalu. Hampir tiap hari di waktu yang sama aku nongkrong di kafe ini berharap gadis itu kembali duduk disana. Harapanku sia – sia, seperti pagi ini juga. Malah ada orang lain yang duduk disana, ingin aku usir saja. Siapa tahu gadis itu tiba – tiba datang. Ku pandangi sketsa wajah seorang laki – laki di lembar tisu, siapa dia? Jangan – jangan dia kekasih gadis itu…. Aku menghela napas.
Eh, tunggu!! Kenapa aku kecewa??? Emang apa urusanku kalau gadis itu punya pacar??? Aku kan tidak suka padanya. Tunggu dulu!!! Benarkah aku tidak suka?? Kalau begitu ngapain tiap hari berharap bertemu dengannya lagi di kafe ini??? Ini bukan cinta kan? Hanya penasaran saja, kan??!! Tidak mungkin aku jatuh cinta padanya, at first sight pula. Impossible!!! Ga mungkin!!! Aku menggelengkan kepala, mengibaskan semua pikiran aneh itu keluar dari otakku. Aku memutuskan pergi dari kafe saat gadis itu masuk. Seperti potongan film slow motion, aku melihat dia berjalan ke meja favoritenya, rambut hitamnya tergerai, tersenyum pada waitress yang menyapanya, duduk diam menatap keluar jendela. Kali ini dia tidak membawa buku. Dan dia masih terdiam disana, membuatku duduk kembali mengurungkan niatku pergi.
“Kyu!” sapa Siwon menepuk pundakku. Membuatku terkaget setengah mati. Keasyikanku melihat gadis itu terusik ulah Siwon. Aku melirik sekilas Siwon yang tertawa – tawa.
“Aku tau pasti bisa menemukanmu disini. Akhirnya gadis itu datang lagi, ya?” kata Siwon mengikuti arah pandanganku. Gadis itu….. masih menatap keluar jendela, sama seperti yang dia lakukan 15 menit lalu. Siapa yang dia cari?? Siapa yang dia tunggu??? Orang dalam gambar inikah??? Sepertinya benar, dia kekasihnya.
“Ah, sudahlah.. ayo kita ke kelas,” ajakku ke Siwon yang langsung mengerutkan keningnya,
“Kau… tidak ingin menyapanya, Kyu? Mengajaknya kenalan?”
“Aish!!! Apaan kau! Udahlah… ayo pergi!” bentakku kesal menyeret tangan Siwon. Aduh.. kenapa aku ini??? Kenapa ada rasa kesal di hatiku???? Ku tarik Siwon ke arah berlawanan dengan meja gadis itu.
“Hahahahaha… jangan bilang kau cemburu, Kyu!” goda Siwon saat sudah keluar kafe. Ku sikut lengannnya keras – keras. Sialan ni bocah!!!
“Berisik! Sapa yang cemburu? Lagian ngapain aku mesti cemburu gara – gara gambar itu?” semprotku emosi membuat Siwon tertawa.
“Kau ngaku sendiri tuh! Aku ga pernah bilang kau cemburu gara – gara gambar itu! Berarti benar, kan?!! Hahahahaha….” Kata Siwon membuatku jengkel. Huh!!! Kenapa juga aku tadi sampai keceplosan. Wait!! Cemburu??? Aku barusan bilang kata itu??? Cemburu???? Aku juga barusan memikirkannya….. benarkah????

Edith Pov
Teuki oppa menyebalkan!!! Dasar manusia paling egois di seluruh muka bumi ini!! Huh, inginnya aku membuangnya ke kutub selatan, gerutuku kesal sepanjang jalan. Kampus masih sepi gini, masa aku udah kelayapan ga karuan kayak orang ilang aja. Harus kemana diriku?? Ke perpustakaan?? Idih, amit – amit deh mending kelayapan di kuburan daripada di perpus. Tempat workshop juga masih sepi dan hari ini moodku sedang ga bagus untuk mengintai objek dengan lensa. Gara – gara Teuki oppa neh!!!
Sudahlah, mending aku ke kafe aja. Kebetulan juga belum sarapan tadi. Mantap, kulangkahkan kaki ke kafe kampus dan langsung duduk di tempat favoriteku, meja paling pojok, sedikit tersembunyi dan dekat dengan jendela kaca sehingga aku bisa melihat keluar mengamati manusia – manusia diluar sana. Tidak lama kemudian sepiring waffle dan segelas chocolate smooth sudah ada di depanku. Belum sempat aku memasukkan potongan waffle ke mulutku, tanganku terhenti di udara. Mataku menangkap sesuatu yang luar biasa di luar sana. Seorang cowok ganteng!!! Senyumnya, matanya, bibirnya…. Almost perfect!!! Oh my God!!! Manusiakah dia? Malaikatkah?? 
Ah!! Babbo!! Kenapa disaat genting seperti ini malah lupa pada kamera yang aku tinggalkan di mobil??? Kan bisa aku kejar cowok itu dan memotretnya diam – diam. Hampir saja aku beranjak dan berlari mengejar cowok itu, untung bau wangi waffle menyadarkanku dari pikiran gila itu. Oke!! Masih ada hari esok. Dia juga pasti masih mahasiswa disini kan?? Tidak akan hilang dia!! Aku pasti bisa menemukannya!! Tunggu aku wahai namja!!!
Plak!!
Sebuah tangan memukul kepalaku, saat kudongakkan kepala untuk melihat siapa dia, mukaku langsung kecut. Si Teuki oppa yang menyebalkan rupanya. Sedang nyengir menatapku. Dan disebelahnya… Hyeon onnie!!
“Apaan, sih?” sungutku kesal. Mereka hanya tersenyum dan duduk di hadapanku.
“Astaga..Dith, pagi – pagi udah bête gitu, sih?” tegur Teuki oppa sambil menyomot sepotong waffle dari piringku. Aish!!!!
“Gara – gara siapa aku bête?!!” omelku. Kutarik piring jauh – jauh dari tangan usil manusia itu.
“Ya deh, mianhae…. Ntar oppa traktir deh, buat permintaan maaf. Udah jangan ngambek lagi,” bujuk Teuki oppa. Hyeon onnie hanya tersenyum melihat ulah kami berdua. Aku masih memasang tampang kesal. Huh, enak aja minta maafnya cuma traktir doang.
“Beliin kamera baru deh, ntar aku ga ngambek lagi,” sahutku. Teuki oppa mendelik kesal.
“Astaga!! Kau ini!! Pengen bikin oppa miskin ya?!!” gerutu Teuki oppa, aku mengangguk. Melihatnya oppa langsung menjitak kepalaku. Aish!! Dasar oppaku satu ini, udah nyebelin, sukanya nyiksa dongsaengnya, pelit pula. Aku menggerutu sambil mengusap – usap kepalaku.
“Teuki!! Heran deh, liat kamu suka banget nyiksa dia. Dasar kau, tidak pantes jadi oppanya…” kata Hyeon onnie membelaku. Aku menjabat erat tangannya dan tertawa melihat Teuki oppa masam. Hahahaha…. Rasain tu oppa!!
“Kau juga Hyeon, bukannya belain pacar malah dia!” protes Teuki oppa melihat kami jadi sekutu. Ditariknya tangan Hyeon onnie dari aku. Hyeon onnie memukul lengan Teuki oppa pelan. Heran ni mereka berdua sama aja. Berantem mulu. Mirip ma aku dan Teuki oppa.
“Eh, ngapain belain kamu. Males banget!” sahut Hyeon onnie membuatku tertawa keras. Astaga…. Pacar oppaku ini emang daebak!! Keren!!! Cuma ama Hyeon onnie dia bisa bertekuk lutut tak berkutik.
“Seneng Dith liat oppa dimarahi??” gerutu Teuki oppa.
“Onnie keren. Cinta padamu lah onnie, hahahaha….” Pujiku ke Hyeon onnie tanpa mempedulikan raut muka kesal Teuki oppa. Hyeon onnie ikut tertawa dan mengajakku tos. Entah  kenapa aku suka banget ama pacar oppa satu ini daripada yang dulu. Udah cantik, baik, pinter, paling bisa nyiksa oppa pula. Hahahaha….
“Udah ah.. oppa jadi lupa kan mau ngasih apa ke kamu. Gara – gara kalian berkoalisi ngelawan oppa,” kata Teuki oppa melirikku dan Hyeon onnie bergantian. Aku leletkan lidah mengejek oppaku. Mulut Teuki oppa komat kamit sambil menatapku tajam. Pasti dia lagi ngomel – ngomel tuh, tapi karena takut ma Hyeon onnie akhirnya cuma komat kamit doang.
“Ni dari omma buatmu dan si Chulie itu,” kata oppa sambil mengulurkan dua bungkusan berwarna merah dan biru. Langsung aku masukkan ke dalam tas ranselku.
“Bagaimana kabar omma?? Baik – baik saja?? Mian oppa, Edith lama ga kesana,” kataku minta maaf. Duh, kangen jadinya.
“Ne, gwenchana… omma sehat aja. Dia tau kau ini manusia sibuk dan si Chulie itu manusia planet yang ga pernah ada di bumi buat mampir ke rumah,” sahut Teuki oppa kesal. Gara – gara pertengkaran mereka minggu lalu mungkin. Mereka berdua memang tidak pernah akur sama sekali. Ah, bukankah aku juga begitu ya?? Aku sekutu ma Chulie oppa dan musuhan ma Teuki oppa. Makanya kalau ketemu udah kayak perang dunia aja. Rame!! Hahaha… dan sekarang aku menemukan sekutu lagi, Hyeon onnie!
“Ya deh, minggu depan aku kesana sekalian liburan. Kangen ma omma,” kataku.
“Hah?!! Kangennya cuma ma omma aja? Oppa??” tanya Teuki oppa berharap.
“Iiih… ngapain mesti kangen ma oppa? Tiap hari ketemu sampe bosen gini,” jawabku sadis. Teuki oppa memasang wajah kecewa meskipun dia tahu aku cuma bercanda saja.
“Aaah…. Sedihnya hati oppa! Ya udahlah, oppa pergi dulu biar bisa bikin kau kangen ma oppa,” katanya lagi seraya beranjak dari kursinya. Yaelah… bilang aja kuliahmu dah mau mulai, pake alasan biar aku kangen segala. Hyeon onnie memeluk dan mencium pipiku sebelum pergi. Aku melihat kepergian mereka, tersenyum iri. Kapan ya, aku bisa menemukan belahan jiwaku seperti oppa menemukan Hyeon onnie. Tiba – tiba aku teringat pada cowok yang aku lihat pagi tadi. Ah… seandainya dia soulmateku…. Halah… mikir apapula aku?!!!

 Kyuhyun pov
Brakk!!
Terlalu asyik fokus dengan kamera, tanpa sengaja aku menabrak seseorang. Aku melihat ke lantai, buku – buku berserakan dan orang yang aku tabrak.
“Ah, maaf.. maaf…” kataku membungkuk padanya. Secepat kilat aku membantunya membereskan barang – barang dan menyerahkan padanya. Saat itulah aku melihat wajahnya. Oh my God!!! Dia!!! Gadis yang aku lihat di kafe!! Saking kagetnya aku hanya terdiam  terpaku melihatnya tanpa mampu mengeluarkan sepatah katapun. Merasa dilihat, gadis itu langsung menunduk dengan muka merah.
“Kamsahamnida…” katanya sambil bangkit dan bergegas meninggalkanku yang masih bengong.
Tersentak, aku langsung membalikkan badan ingin menghentikan langkahnya. Tapi terlambat. Dia sudah menghilang diantara pepohonan. Aish!!! Babbo Kyu!! Kau mikir apa sih, tadi!! Udah ada di depan mata bukannya kenalan malah bengong kayak orang bego. Aish… babbo..babbo!!! gerutuku kesal memukul – mukul kepalaku. Kacau nih!!! Aaahhhh…. Tadi, melihatnya dari dekat. Dia cantik sekali… sepertinya bukan orang Korea asli. Matanya coklat dan besar. Senyumnya melekat di bibir mungilnya. Benar – benar cantik!!! Hmmm… dilihat dari buku yang dia bawa tadi, sepertinya dia mahasiswa di universitas yang sama denganku. Jurusan fotografikah?? Ada buku tentang itu tadi.
“Yeah!!!” teriakku gembira. Aku pasti bisa menemukannya.

“Babbo!!” ejek Siwon dan Donghae berbarengan setelah mendengar ceritaku. Salah deh cerita pada dua manusia ini.
“Sudah sedekat itu Kyuuuuuu…. Aaah!!” teriak Donghae frustasi.
“Baru tau aku punya teman sebodoh kamu!!” sambung Siwon menggeleng. Aku hanya nyengir, pasrah mau dikatain apapun ma dua orang itu. Kalau dipikir – pikir aku emang sedikit ga pake otak tadi.
“Dia di klub fotografi ato kuliah jurusan itu,” sahutku membela diri. Donghae melempar bukunya ke arahku. Langsung aku buang keluar jendela kamar, membuat dia mencak - mencak. Rasain!!
“Emang kau pikir gampang nyarinya??? Yang ada mata kuliah fotografi tuh banyak dan ada 3 tingkat. Mahasiswa tingkat 2,4 dan 5. Berapa ratus orang tuh??? Mikir pake otak, dong!!” omel Siwon menyadarkanku. Iya ya… bukan cuma 1 jurusan atau 1 kelas, tapi banyak!! Haduh!!! Aku menggaruk kepala, bingung.
“Terus, bagaimana?” tanyaku ke mereka. Siwon dan Donghae mengerutkan kening nampak berpikir keras mencari jalan keluar untuk masalahku ini.
“Satu – satunya cara emang harus nyari di setiap kelas, Kyu. Ga ada pilihan lain,” cetus Donghae. Siwon mengangguk setuju. Aah… makin pusing aku dibuatnya. Setelah diliat, ternyata ada 27 kelas dengan mahasiswa tiap kelas rata – rata 50an. APAAA??!!!!  Meskipun akan dibagi bertiga sekalipun, ini tidak mudah.
“Cantik!” celetuk Donghae sesaat setelah aku bagikan foto gadis itu yang aku potret waktu di kafe. Ah, jadi nyesel ngasih ke tu anak! Jangan sampai ntar malah Donghae juga suka padanya.
“Tenang Kyu, aku ga mungkin suka ma dia. Kau tau sendiri,” kata Donghae menepuk pundakku seakan tahu apa yang ada dalam pikiranku.
“Kalo aku, mungkin saja, sih!” timpal Siwon menggodaku. Sialan ni anak! Persahabatan  ini bukan seumur jagung, sudah sejak SD kami bersahabat. Meskipun Donghae pindah ke kota lain waktu SMP, tapi tiap minggu kami tetap bertemu. Dan sekarang bertiga masuk universitas yang sama dengan jurusan berbeda. Siwon dengan otak encernya masuk teknik kimia, Donghae hukum international dan aku di jurusan ekonomi. Karena itu aku percaya pada mereka 10000 persen.
Rencananya, perburuan itu akan kami lakukan mulai besok. Setiap orang mencari di 9 kelas.

Payah!! Panas gila hari ini. Bajuku hampir basah kuyup karena keringat. Ingin rasanya aku nyemplung ke kolam ikan di taman ini. Semua gara – gara operasi pencarian Angel, itu nama yang aku berikan untuk gadis misterius itu, dan membuat kedua sahabatku ketawa ngakak mendengarnya. Apa peduliku. Toh, dia emang seorang Angel bagiku. Oleh mereka aku dikatain babbo, mau dibilang gila, mau disumpahin gantengpun ga masalah bagiku. Selama mereka mau ngebantuin, beres deh!!
Sudah dua kelas aku selidiki hari ini dan hasilnya nihil, aku tidak menemukan Angel diantara mahasiswa itu, bahkan aku menanyakan tentang 4 mahasiswa yang absen ke temannya, bukan! Parahnya, sialnya, kelas terakhir ada di outdoor. Mampus!! Dan bagianku pula. Kalau bukan demi Angel aku memilih duduk di taman atau kafe yang sejuk daripada berpanas – panas ria mengikuti mahasiswa tingkat 2 jurusan jurnalistik belajar menangkap objek. Semoga aja dia ada diantara mereka. Beberapa anak malah terang – terangan memotret diriku tanpa minta ijin. Nasib jadi orang ganteng!!
Pura – pura memotret berbagai pohon, bunga, binatang dan bebatuan di taman, aku meneliti satu persatu mahasiswa yang juga sedang asyik berkeliaran mengerjakan tugas. Ah, sialan!! Setelah hampir 1 jam mondar mandir, ternyata Angel tidak ada! Rasa kesal menumpuk di dadaku. Bahkan kabar yang aku terima dari Siwon dan Donghae pun sama, belum diketemukan. Kau sembunyi di belahan dunia mana, sih??? Susah banget nemuinnya! Hufft… masih ada 17 kelas lagi. Aigoooo…….
“Kelas untuk hari ini udah habis, Kyu. Kita lanjutin besok aja,” kata Siwon melalui telepon.
“Masih ada 17 kelas lagi,” desahku nyaris putus asa.
“Tenang aja, kita pasti menemukannya. Ini malah menjadi tantangan mengasyikkan, penuh debar penasaran. Bikin pencarian Angelmu lebih bermakna, Kyu,” oceh Siwon lagi. Bagimu ini emang mendebarkan, dasar detektif gagal, dengusku dalam hati.
“Iya..iya…” sahutku mengiyakan dengan pasrah. Ga tahu mau ngomong apa lagi kalo berhadapan dengan alter ego Siwon yang kedetektifan ini.
“Donghae masih ada kuliah lagi, aku ada praktikum. Kita ketemu nanti malam di rumahku aja, ya. Atur strategi lagi,” kata Siwon menyarankan. Astaga…. Ni obsesi detektif Siwon dah akut rupanya. Atur strategi??? Emang mau perang?? Atur strategi game Red Alert aja kalah!!
“Ne. Gomawo udah bantuin aku,” jawabku sambil beranjak dari bangku tempat aku duduk selama 30 menit itu.
“Oke!”
Klik. Telepon diputus begitu aja oleh Siwon, dasar manusia aneh. Bergegas aku membereskan ranselku, memasukkan telepon ke dalam saku celanaku, dan melangkah pergi.
Akupun meninggalkan mereka dan tidak lupa mencoret kelas itu dari listku. Melangkah gontai diantara pepohonan, menikmati semilir angin membuat otakku sedikit fresh. Ada sepasang burung berkicau di pohon maple, tidak membuang waktu aku memotret mereka. Saat aku mengarahkan lensaku ke tempat lain, pemandangan yang tak terduga aku tangkap. Angel!!! Dia sedang berjalan dengan senyuman lebar di wajahnya, terlihat bahagia sekali. Bergegas aku mengejarnya, kali ini aku tidak mau kehilangan kesempatan lagi. Tapi aku langsung berhenti melangkah dengan hati diselimuti rasa kecewa. Dia tidak sendiri. Karena tadi pandanganku terhalang pepohonan, orang yang ada disebelahnya tidak terlihat. Seorang pria tampan, dengan rambut berwarna merah menyala. Mereka tertawa sambil bergandengan tangan, sesekali Angel menyandarkan kepalanya ke bahu pria itu. Hatiku hilang entah kemana. Angel….. sudah mempunyai kekasih.

“Kau nyerah, Kyu?? Belum tentu mereka pacaran, kan?” kata Siwon setelah aku ceritakan semua kejadian sore tadi di taman. Astaga…bodoh amat ni anak!! Masa semesra itu bukan pacaran?? Apa kalo gitu?? Musuhan?? TTMan?? *author: lagu duo Ratu, tuh*
“Bener kata Siwon, siapa tahu dia oppanya,” sambung Donghae berusaha menenangkanku. Aku menatap kedua sahabatku itu bergantian. Entah harus berterima kasih atau kesal dengan mereka.     Oppa mana maen peluk – peluk dongsaengnya, kecuali dia sister complek!
“Cowok itu yang ada di gambar ini,” sahutku memperlihatkan sketsa wajah di selembar tisu ke mereka. Donghae mengambil tisu itu, melihatnya sekilas dan ganti menatapku dengan ekspresi iba.
“Poor Kyu….” desah Donghae. Siwon  termangu, berdiri dekat jendela menatap keluar. Suasana kembali senyap.
“Kau yakin mereka sepasang kekasih?” tanya Siwon tiba – tiba. Dia lebih tidak bisa menerima kenyataan ini daripada aku rupanya atau itu karena insting kedetektifannya???
“Hmmm…mungkin. Kalau dilihat dari cara mereka bergandengan tangan, tertawa dan saling memandang,” sahutku. Masih nempel di benakku peristiwa itu, aku bahkan membuntuti mereka sampai lapangan parkir dari jarak lumayan jauh tapi masih bisa melihat dengan jelas. Angel tertawa manja, menggandeng erat tangan cowok itu, sesekali cowok itu mengusap kepala Angel dan tersenyum lembut padanya. Aaarrrggh!!! Kok di inget – inget, sih!!! Bikin sesak napas aja!!!
“Aku masih belum percaya sebelum tau sendiri. Kira – kira cowok itu mahasiswa kampus kita, bukan?” tanya Siwon lagi. Aduh… gini nih kalau punya sahabat terobsesi jadi detektif atau polisi FBI, kerjaannya selidikin orang mulu.
“Sepertinya iya. Aku sering melihatnya, karena dia unik,” sahutku cuek. Seingatku memang aku sering melihatnya keluyuran di kampus ini.
“Unik? Emang dia seperti apa orangnya? Ciri – cirinya,” tanya Donghae mulai tertarik, posisi duduknya yang bersandar di tembok langsung tegak dan bergeser mendekatiku.
“Rambutnya sedikit gondrong, warna merah menyala. Tampan, nyaris cantik. Mobilnya berwarna silver keluaran terbaru dari merk terkenal,” jelasku mendeskripsikan orang itu ala kadarnya. Ga mungkin kan, aku menggambarkan secara detail ciri fisiknya dia. Bisa – bisa dikira aku nguntit dia, bukannya Angel.
“Gondrong, merah, mobil silver…. Cantik! Ommo!!! Aku tahu siapa dia, Kyu!” seru Donghae memukul – mukul bahuku. Ah!!! Sialan!! Hepi sih boleh aja, tapi jangan nyiksa gini, sungutku dalam hati sambil menjauh darinya. WAIT!!! Apa Donghae bilang tadi???? Dia tahu???? Kubalikkan badan dan menatap lurus Donghae.
“Hah??? Jjinjja?? Nugu???” tanyaku ga sabaran. Siwon melotot, kaget.
“Dia Heechul. Kim Heechul, mahasiswa tingkat akhir jurusan broadcasting. Hah? Dia?? Lawanmu berat, Kyu. Jangan sampai kau berurusan dengannya. Dia kan popular dikalangan mahasiswa serta dosen dan terkenal sedikit sadis,” jelas Donghae panjang. Dari ekspresi Siwon dapat aku simpulkan dia juga mengenal cowok itu. 
“Kali ini sepertinya kau harus menyerah, Kyu” sambung Siwon menepuk pundakku. Dengan lesu aku duduk kembali di kursi, sudah tidak ada harapan lagi kah?
“Tunggu!! Tunggu dulu! Setauku, Heechul udah tunangan dengan Yura nuna, sunbaeku. Aku sering melihat dia menjemput Yura sunbae. Mereka akan menikah setelah Heechul lulus kuliah tahun depan. Dan yakin 1000 persen, gadis dalam foto ini bukan Yura sunbae,” seru Donghae tak lama kemudian. Saking kagetnya aku menoleh sedemikian rupa. Akh!! Leherku serasa mau patah. Donghae menatapku dan Siwon bergantian.
“Hah??? Kau serius??” tanyaku sambil mengusap leherku yang sedikit bermasalah. Lagi – lagi Donghae mengangguk meyakinkan.  Kami saling berpandangan, Siwon ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi. Muka Donghae berubah sedikit pucat.
“Aku serius!! Ommo!! Jangan – jangan…… “  Donghae tidak melanjutkan kata – katanya.
“SELINGKUH?!!” teriak Siwon membuatku kaget setengah mati. Heh?!!! Selingkuh??? Mungkinkah itu??? Tidak bisa membayangkan Angel menjadi selingkuhan seseorang. Aish!! Secepatnya aku membuang pikiran itu jauh – jauh dan menatap sahabatku satu persatu.
“Bukan itu maksudku!!! Jangan – jangan dia adiknya. Itu juga ga lebih baik, setauku dia over protektif ama adiknya,” jelas Donghae membuatku lega.
“Kan kau yang bilang kalo kemesraan mereka bukan sebagai adik kakak, kan?” tuduh Siwon menyudutkanku. 
“Kalian jangan berprasangka dulu. Kalo mereka selingkuh, ga mungkin di kampus kan??? Emang ga takut bakal ketauan ma orang??” kata Donghae berpendapat. Hmmm…. Benar kata Donghae.  
“Tempat paling aman buat selingkuh adalah di tempat dimana orang berpikir mereka tidak mungkin selingkuh ditempat itu. Bersembunyi dari harimau paling aman di kandang harimau,” kata Siwon membuatku menggaruk kepala. Maksudnya apa??? Bahasanya yang terlalu tinggi atau gimana??? Apa hubungannya harimau ma Angel???
“Aku akan cari tahu tentang mereka pada Yura sunbae. Secepatnya aku akan kasih kabar padamu,” kata Donghae mengacuhkan perkataan aneh Siwon. Aku curiga sebenarnya Donghae juga ga paham kalimat aneh Siwon. Hahahaha…..
“Terus….bagaimana dengan pencarian Angel? Lanjut atau berhenti??” tanya Donghae menoleh ke arahku. Aku mengangkat bahu, bingung.
“Entahlah…”
“Lanjut aja, nanggung. Mencarinya sekalian mencari info tentangnya,” jawab Siwon memberi usulan. Aku dan Donghae terdiam sejenak sebelum menyetujui usul Siwon. Ga ada salahnya mencarinya, kan???
“Oke, kita lanjutkan pencarian besok,” putusku.

Edith pov
Dengan sukarela aku datang ke kampus pagi hari ini. Benar – benar menakjubkan seorang Edith datang ke kampus lebih awal. Biasanya juga paling akhir datang dan paling awal pulang hahaha…. Bukan demi mengejar kuliah yang masih 2 jam lagi, bukan juga demi Teuki oppa, tapi demi bertemu Angel. Yup, Angel! Cowok yang minggu lalu aku lihat sewaktu di kafe menunggu Teuki oppa. Karena senyum menawannya, wajah tampannya, dia bersinar diantara bintang sekalipun, mirip seorang malaikat, aku menjulukinya Angel. Setelah melakukan observasi ngawur ga akurat, sepertinya dia datang atau lewat kafe ini pada waktu yang sama seperti minggu lalu. Sudah 1 minggu aku duduk disini pada waktu yang sama, hasilnya nihil. Dan hari ini, hari Jumat pukul 9 pagi, sama seperti hari pertama aku melihatnya. Kalau pemikiranku benar, pukul 9.23 dia akan lewat. Inilah yang disebut dengan ilmu kira – kira, sodaraan ma rumus aljabar. Let’s see….
Tik tok tik tok…
Pukul 9 lebih 5 menit.
Tik tok tik tok…
Detik jam terasa melambat. Apa jam tanganku rusak?? Kenapa masih menunjukkan 9 lewat 7 menit dari tadi, padahal aku merasa sudah lebih 1 jam duduk disini. Ah!! Leherku sakit gara – gara menoleh ke kanan mulu, aku ga mau kehilangan 1 detikpun kesempatan melihatnya, karena itulah menoleh ke jendela dari aku datang tadi. Ga perlu mempedulikan apapun di sekitarku dalam kafe ini. Masa bodoh!! Aku takut ntar pas aku mempedulikan apa yang terjadi disekitarku, dia lewat dan aku tidak sempat melihatnya. NO!! Andweeeeee……
3 menit lagi. Jantungku sudah mulai melompat – lompat tak karuan, kayak ada seekor kelinci bermain di dalamnya. Lompat sana, lompat sini, tendang kanan, tendang kiri!! Hop.. hop..hop…dug..dug..dug.. Kalo misal ada yang bisa lihat ke dalam, pasti heran lihat jantungku ngedance poco – poco.  Ini perut juga kenapa mendadak mual, kayak baru naik roller coaster 100 kali trus disuruh sambil makan durian. Hoeks….
Kalau bisa mata ini aku bikin ga berkedip sedetikpun juga. Biar puas menangkap dan menyimpannya dalam memory card otakku. Seandainya mataku bisa rekam kayak kamera, pasti tuh bakal aku putar ulang setiap 10 menit sekali. Itung – itung buat dopping penyemangat hidup dalam kampus yang membosankan ini. Kira – kira makin rajin atau malah bikin nglamun ga karuan ya??? Astaga!!! EDITH!!! Fokus!!! Fokus!!! Ntar kelewat baru tau rasa!! Nangis – nangis dah 7 hari 7 malam, sampai Jumat minggu depan. Aku mengerjapkan mata berusaha fokus kembali.
Ommooo….dia lewat!!! Dia LEWAT!!! My Angel!! Kali ini dia tertawa! Oh, jantungku!! Oh, mataku!! Silau!! Serasa sekitarnya menjadi buram dan hanya dia sendiri terang benderang, sinar matahari menyoroti dirinya, banyak lampu neon terpasang di badannya, bunga – bunga sakura berjatuhan dan burung – burung riuh rendah bernyanyi menyambut kehadiran sang Angel, rerumputan memasang badan untuk menjadi permadaninya *lebay amat*. Sumpah mati jantungku berhenti berdetak, paru – paru langsung mengerut, ginjal membeku, darah terdiam ga mengalir dan semua organ tubuhku kompakan lupa bekerja, lupa bagaimana mereka berfungsi, sama – sama terpesona melihat dia.
Hanya 20 detik. 20 detik!! Setelah itu  kembali normal saat dia menghilang di balik tikungan. Jalanan di balik kaca kafe kembali seperti semula, tanpa rumput hanya lantai beton, pepohonan menguning musim gugur tanpa sekelopakpun kuntum sakura. Normal!! Hanya kinerja jantungku masih hancur berantakan, ga karuan. Kenapa ada degup ini?? Jatuh cintakah aku padanya, orang yang bahkan tak kutahu namanya, hanya karena melihatnya saja? Inikah cinta pandangan pertama?? Benarkah?? Aduh, Edith, singkirkan pikiranmu!!!
Ternyata benarkan dugaanku, hari Jumat sekitar pukul 9.23 dia akan lewat kafe ini. Oke, mulai sekarang setiap hari Jumat aku akan nongkrong disini. Meskipun kuliah siang, sebodo amat. Dan, saat waktunya sudah tepat aku akan mengejar, menjabat tangannya dan kenalan dengannya. Angel, tunggu aku ya. Ah!! Sialan!! Aku lupa mengambil fotonya, padahal kamera dalam posisi stanby… aiishh babbo!! Sungutku kesal pada diri sendiri.
Oh my God!! Aku seperti anak SMU 15 tahun yang mengalami cinta pertamanya. Ngumpet – ngumpet di balik dinding menunggu incerannya lewat dan braakkk… pura – pura nabrak dia tanpa sengaja. Lalu mencuri pandang, menghalalkan segala cara untuk mencari perhatian sang idaman hati. Miriplah sewaktu aku SMP. Kok jadi inget dia ya?? Cinta pertamaku, sunbaeku waktu SMP. Sayangnya belum sempat aku mengenalnya lebih jauh atau menyatakan cintaku, harapanku pupus dengan kejamnya. Masuk sekolah setelah 1 minggu sakit aku mendapatkan kabar yang bagaikan api membakar hutan sampai hangus, dia pindah. Entah kemana. Sampai sekarang aku masih teringat pada dia. Mungkin kalau suatu saat bertemu dengannya, tanpa ragu aku akan mengungkapkan perasaanku yang terpendam sekian tahun itu. Eh…. Tapi bagaimana Angel??? Aish!!! Sadar Edith, sadar!!!
“Yah! Ngapain kau ngomel – ngomel sendiri?” tegur satu suara mengagetkanku, aku menoleh dan menemukan empunya suara itu. Hyeon onnie!! Dia tak sendiri, ada Yura onnie juga!! *author: masih inget kan siapa mereka? hahaha* Aku tersenyum menyambut mereka.
“Hyeon onnie, Yura onnie!” seruku gembira, lalu memeluk mereka satu persatu. Mereka kemudia mengambil tempat di depanku, memandangku dengan senyuman penuh arti. Aku jadi ngeri. Pasti bakal ada bencana, neh.
“Dith, apa yang kau lakukan di kampus sepagi ini? Tumben?” tanya Hyeon onnie penuh selidik. Aku hanya nyengir saja, ga mungkin kan aku beritahu mereka alasanku disini adalah Angel, seorang cowok misterius membiusku sampai aku nekat nongkrong di kafe pagi buta. Bisa – bisa aku jadi bahan olokan mereka dan pacar mereka, Teuki oppa dan Chulie oppa. Oh ya, Yura onnie ini bukan lagi pacar Chulie oppa tapi tunangannya. Beda dengan Hyeon onnie yang tomboy dan sedikit sadis, Yura onnie ini kalem, lemah lembut dan sedikit pendiam. Heran, kok bisa – bisanya dia mau ama Chulie oppa yang ancur berantakan itu. Hehehehe…
Wah, gawat kalau sampai Chulie oppa atau Teuki oppa tahu. Mereka pasti mengerahkan pasukannya untuk mencari tahu tentang si Angel. Bakal teramat AMAT sangat memalukan sekali tuh, kalau sampai kejadian.
“Bukan karena rajin atau mau nyontek tugas, kan?” tanya Yura onnie menggodaku. Mereka tertawa melihatku merengut kesal.
“Ah, onnie! Iseng aja, pengen datang pagi,” sahutku berbohong. Mata Hyeon onnie membelalak.
“Ga salah dengar, tuh? Seorang Edith ke kampus karena iseng?? Kau kan alergi tingkat tinggi datang ke kampus. Kuliah aja males apalagi hanya sekedar iseng,” kata Hyeon onnie mengejekku. Ah, ni onnie kalau ada Teuki oppa aja mau berkoalisi denganku. Aslinya mereka sama, musuhan ma aku. Tapi, karena dia anti bersekutu ma Teuki oppa, makanya setiap kami bertemu pasti aku dijadikan sekutu Hyeon onnie. Dasar!!
“Iya. Kau kan lebih suka ke pantai, gunung atau taman kalau sedang iseng. Potret sana sini, rela bolos. Ini aneh, mencurigakan!” tambah Yura onnie. Waduh, Yura onnie paling tahu aku. Gawat nih! Dari dulu susah berkelit darinya.
“Yaelah, onnie! Kan ada waktu dimana otak seseorang lagi konslet, sama! Otakku konslet makanya datang ke kampus,” sahutku berusaha menutupi alasan sebenarnya. Mendengar jawabanku mereka berdua tertawa.
“Oh…sedang konslet?? Bukan karena cowok yang tadi lewat??” goda Yura onnie mengedipkan matanya. Hah?!!! Mampus!! Bagaimana mereka bisa tahu??!! 
“Eh??? Ke…kenapa onnie bisa tahu?” tanyaku terkaget – kaget.
“Ya ampuuun… ternyata otakmu konslet beneran, ya. Onnie udah ada di kafe ini waktu kau masuk dan langsung duduk di tempat ini tanpa toleh kanan kiri. Ekspresimu daebak waktu cowok itu lewat, hahahahaha….” Jelas Hyeon onnie disambut tawa oleh Yura onnie. Aku hanya bisa tertunduk malu karena kecuekanku tadi malah membuatku ketahuan oleh mereka.
“Onnie belum pernah melihatmu seperti ini, demi seorang cowok  rela ke kampus dan nongkrong disini. Kau suka dia?” tanya Yura onnie lembut. Kali ini aku tidak mungkin bisa berbohong lagi pada mereka, terutama pada Yura onnie. Dia tahu aku lebih dari siapapun.
“Entahlah, onnie. Aku baru melihatnya dua kali. Mungkin juga. Dia begitu spesial, langsung mencuri perhatianku,” sahutku masih dengan sedikit keraguan. Suka?? Aku juga tidak tahu apa aku suka dia atau cuma kagum saja. Mereka tertawa mendengar pengakuan polosku.
“Pantas saja kau tadi seperti orang kena serangan jantung waktu dia lewat,” kata Hyeon onnie sambil menggelengkan kepala. 
“Onnie tahu siapa dia. Adik kelas onnie setingkat. Dia baik dan pintar. Kalau kau suka dia, onnie dukung. Nanti onnie kenalin ke dia, bagaimana?” kata Yura onnie memberitahuku. Aku ternganga ga percaya mendapati kenyataan ini. Hah?? Adik tingkat onnie??? Ga salah dengar tuh??
“Hah?? Chongmal???” tanyaku ga bisa menyembunyikan kegembiraanku. Angel… segampang ini aku akan menemukanmu. Terompet ditiup, kembang api dinyalakan, drum dipukul, dj maenkan musik. Hatiku bersorak sorai, ramai seperti karnaval hari chuseok.
“Iya. Onnie kenal baik dengannya, kebetulan dia satu divisi di dewan mahasiswa jurusan hukum,” jelas Yura onnie makin membuatku berbunga – bunga, serasa terbang ke langit ketujuh.
“Tuh, Dith! Yura onnie jadi malaikat penolongmu. Seneng tuh…” goda Hyeon onnie menendang pelan kakiku di bawah meja. Aku meringis kegirangan. Tunggu dulu!!!
“Onnie, jangan kasih tahu oppa, ya! Jebal!! Tau sendiri bagaimana reaksi mereka kan?!! Bisa ancur berantakan nih sebelum dimulai,” pintaku pada mereka. Hyeon onnie mengangguk dan Yura onnie membuat isyarat seperti orang sedang menutup resleting dan menguncinya. Yipiii…
“Gomawo, onnie!! Eh, siapa nama dia?”
“Ne. Namanya Donghae. Lee Donghae.”
Lee…..Donghae???? Sepertinya nama ini tidak asing di telingaku. Ah!! Dia kan…….

#to be continue

No comments:

Post a Comment