Setelah 1 tahun 8 bulan vakum dari rutinitas keartisan,
akhirnya aku kembali!! Memang tidak bisa kembali ke SuperGirls lagi, kini
berjalan di path yang aku pilih sendiri sebagai solois. Menanggalkan atribut
leader, hip hop-er, berubah menjadi rocker solois. Konsep album terbaruku
bertajuk ‘Reborn’ menceritakan seorang Hyeon terlahir kembali dalam sosok yang
berbeda. Single pertamaku seperti biasa all kill, single bernuansa slow rock
romance featuring Siwon berjudul ‘Haebaragi’.
Banyak yang menanyakan alasan dibalik pilihan featuring
Siwon, kenapa tidak duet dengan Donghae, atau salah satu trio KRY. Seakan
menyulut api, aku mengatakan bahwa inspirasi lagu itu berasal dari Siwon saat
melakukan pemotretan wedding dress beberapa saat lalu. Jadi, akan lebih tepat
kalau aku duet dengannya daripada orang lain. Bukan sekedar bohong, memang
inspirasi datang dari Siwon, lebih tepatnya ucapannya tentang ‘haebaragi dan
chida’. Menceritakan dua orang yang
saling cinta namun tak terungkapkan hanya tersimpan dalam hati. Seperti cinta
haebaragi pada chida. Hanya aku dan Siwon yang tahu kebenaran di balik lagu
itu.
Kalau duet Troublemaker mengumbar keseksian, duet
Haebaragi mengumbar kemesraan. Begitu komentar para netizen. Terkadang saat
tampil aku membawa gitar kesayanganku, lalu Siwon membawa buket bunga matahari.
Atau Siwon memainkan piano dan aku berdiri di sebelahnya membawa setangkai
bunga matahari. Banyak yang mengatakan bahwa lagu Haebaragi versi ballad yang
menonjolkan suara berat khas Siwon lebih terasa dalam. Tidak salah aku memilih
pasangan duet. Cukup berdiri berdua di
atas panggung saja sudah dikatakan sangat romantis.
Gosip mengenai hubunganku dan Siwon makin berkembang.
Bahkan gosip usang sebelum kami debut pun terkuak. Ditambah kami sama – sama
membintangi iklan dan drama sebagai couple. Siapa lagi kalau bukan ulah Soo Man
seosangnim yang lihai memanfaatkan gosip itu untuk ‘menjual’ produk. Memang sih
drama yang baru 2 episode tayang itu meraih rating tinggi. Setiap tampil di
variety show selalu pertanyaan ‘apa kalian berkencan?’ dilontarkan mc pada
Siwon maupun aku.
“Aku harus meminta
persetujuan Elf, Siwonnest dan Angelic untuk bisa berkencan dengan Hyeon nuna,”
jawab Siwon sambil tertawa di salah satu variety show dimana ada Heechul oppa
disana. Tak ada perubahan ekspresi di wajah Heechul oppa.
“Apa kau tak perlu persetujuan dari Donghae-ssi dan
Teuki-ssi?? Mereka sangat protektif terhadap Hyeon-ssi, kan?” tanya mc seraya
melihat ke arah Donghae yang hanya bisa nyengir. Bagaimana dia harus
menjawabnya?? Sekilas dia melirik Heechul.
“Aku rasa mereka akan setuju... hahaha... aku memenuhi
semua kriteria menantu dan ipar idaman,” jawab Siwon percaya diri tak
mempedulikan akan bagaimana reaksi member lain. Donghae melotot ke arahnya pura
– pura melemparkan pukulan. Shindong berdehem menahan tawa. Kyuhyun yang merupakan salah satu mc program
itu mendengus, bergumam kau gila.
“Tidak semudah itu kau bisa kencan dengan nuna!!” celetuk
Donghae berlagak galak. Siwon mengangkupkan kedua telapak tangannya sebagai
tanda maaf. Menjulurkan tangan untuk berhigh five, Donghae membalas high
fivenya agak keras membuat mc makin getol bertanya.
“Jadi...”
Kliik...
“Onnie... lagi seru – serunyaaaa...”
Merampas remote dari tangan HyunA dan mematikan tv tanpa
mempedulikan protes HyunA dan Sohyun yang seakan terhipnotis dengan acara barusan.
Tanpa mereka menonton bukankah beritanya sudah ada di media cetak dan
eletronik? Bahkan heboh di twitter, aku jadi bahan godaan Dara, Ming dan
Jaebum. Lagian dua bocah ini dari pagi
sudah heboh menggedor pintu apartemenku, menginvansi seenaknya, disuruh pulang
ga mau, menelpon Seunghyun oppa dia cueknya menolak menjemput duo magnae itu.
Sekarang setelah tak berhasil merebut remote dari tanganku langsung saja
membuntuti kemana saja aku melangkah. Gini nih kalau jadwal kosong barengan.
Curiga managerku berkomplot dengan mereka.
Bukannya aku tak tahu kerinduan mereka, aku juga
merasakan hal yang sama. Hanya saja aku berusaha agar SuperGirls bisa berjalan
tanpaku dan begitu pula aku. Untuk saat ini aku hanya ingin fokus di Korea dan
Asia, melupakan sejenak hingar bingar Hollywood. Walaupun banyak tawaran datang
bahkan produser yang dulu menangani albumku di Amerika berulang kali
menghubungiku.
Semua demi orang itu. Orang yang berhasil membuatku tinggal.
“Apa onnie beneran kencan ama Siwon oppa?” selidik Sohyun
mencondongkan badannya ke arahku. Aku mendelik padanya.
“Onnie dan Siwon oppa kelihatan dekat sekali sejak
pemotretan itu. Bahkan kemarin HyunA lihat onnie datang ke lokasi drama
barengan,” tambah HyunA. Memang drama dimana aku dan Siwon berperan ada HyunA
juga. Kemarin jadwal perform lalu syuting sesuai dengan jadwal Siwon karena
itulah kami datang bersama. Tak kusangka si magnae melihatnya.
“Artinya onnie sudah bisa melupakan Heechul oppa?”
seketika aku berjengit kala mendengar nama itu meluncur dari bibir HyunA. Pura – pura menyesap coklat hangat untuk
menutupi rasa jengah. Sohyun menendang kaki HyunA.
“Kalau itu benar, kami setuju kok. Kalian pasangan serasi
kayak di dongeng – dongeng, mirip photoshoot wedding dress itu. Kami pasti
dukung onnie,” sambung Sohyun diamini HyunA. Heran, duo magnae ini kompak
sekali. Aku menatap mereka berdua. Baru menyadari mereka sudah beranjak dewasa,
bukan anak ingusan seperti beberapa waktu lalu. Kerling mata nakal itu masih ada, sih.
“Begitukah?? Gomawo... hmm... seharusnya onnie yang
bertanya pada kalian. Terutama kau, HyunA!” sahutku melempar pandang ke arah
HyunA yang langsung membeku sekaan menyadari kesalahan.
“Apa kau kencan dengan Siwan? Im Siwan dari ZEA?” HyunA
membelalakkan mata, rona merah menjalari wajah putihnya. Sohyun tersedak.
Menoleh ke arah HyunA sambil terbatuk – batuk. Tangannya menepuk – nepuk punggungnya sendiri
berusaha meredakan batuk.
“Da..darimana onnie tahu?” gelagapan HyunA bertanya
padaku, mau tak mau membuatku tertawa. Sohyun melotot tak percaya.
“Kau??!! Udah jadian dengan Siwan???” teriak Sohyun tak
percaya. HyunA mengangguk pelan tersipu malu. Mata Sohyun melebar. Bagaimana
dia yang teman sekamar tidak tahu???
“Dan kau... Sohyun! Jangan kira onnie tidak tahu kalau
kau sedang dekat dengan Wooyoung,”
tandasku kali ini ganti membuat Sohyun panik. Dia menggeleng berulang
kali mengibaskan kedua tangannya. Giliran HyunA yang mengulum senyum.
“Sebelum kalian mengkhawatirkan masalah onnie, bagaimana
kalau kalian jelaskan tentang Siwan dan Wooyoung??” todongku memberi tekanan.
Duo magnae membeku. Rupanya wibawa dan kharisma leaderku belum hilang.
Tersenyum aku menatap HyunA dan Sohyun. Semakin yakin
kalau aku bisa bernapas lega melepaskan SuperGirls ketika melihat duo magnae
sudah beranjak dewasa meski kadang masih suka berulah childish. Mereka berani
melangkah. Giliranku sekarang.
“Nuna.... ada apa pagi – pagi kau sudah kesini?? Aku
sebentar lagi keluar ada pemotretan,” kata Hae heran saat membuka pintu melihatku
berdiri di depan dorm Super Junior. Bisa aku lihat dia sudah berpakaian rapi. Selalu
tampan seperti biasanya. Cuek aku menyeruak masuk seraya mengusap rambutnya
pelan.
“Hmm...nuna tidak mencarimu, Hae sayang... nuna ada janji
dengannya!” jawabku seraya menunjuk arah belakang Hae. Hae menoleh, Siwon
berjalan ke arah kami sambil menyunggingkan senyumnya. Hae berbalik menatapku.
“Siwon??! Ngapain?”
“Eh?? Emang nuna ga boleh bertemu dengannya?” aku balik bertanya. Hae menggeleng sambil
bergumam, bukan begitu maksudku. Siwon menepuk pundak Hae pelan, sedikit
mendorong tubuh Hae yang menutupi jalan. Aku mendongak dan tersenyum ke arah
Siwon.
“Hae, aku pergi dulu. Hyeon, kajja..” pamit Siwon ke Hae
sejurus kemudian dia meraih tangannku dan membimbing keluar pintu. Bisa aku
pastikan reaksi shock Hae dan Wookie yang barusan keluar untuk menyapaku kala
melihat Siwon menggandeng tanganku.
“Pagi – pagi kau sudah membuat adikku jantungan,
Wonnie!!” sungutku meski tak bisa menahan tawa saat kami sudah duduk di dalam
mobil Siwon.
“Sudah ratusan kali dia menanyakan hubunganku dengan
nuna,” sahut Siwon tertawa.
“Dan kau jawab apa?”
“Aku hanya bilang ‘nanti juga kau tahu’ sepertinya dia
kesal mendengar jawabanku,” sahut Siwon sambil mengangkat alisnya. Aku tertawa.
“Pastinya!! Dia juga membuatku pusing,” keluhku. Teringat
semua pesan dan telepon dari Hae sejak kejadian di ruang ganti saat comeback
mereka.
“Hae begitu karena sangat mengkhawatirkan dan menyayangi
nuna,” kata Siwon. Aku menggangguk setuju. Hae hanya mengatakan ‘apapun
keputusan nuna, yang pasti aku selalu ada di pihak nuna. Sampai kapanpun.’
“Dan sepertinya dia juga merasa tidak enak dengan Heechul
hyung. Membicarakan nuna di depan Heechul hyung merupakan hal tabu. Setiap tv
menampilkan wajah nuna, kami buru – buru mengganti ke saluran lain. Hahaha...”
aku mendengus mendengar ucapan Siwon. Sebegitunyakah?? Siwon menoleh ke arahku.
“Maaf.... aku tak bermaksud..”
“Tenanglah Wonnie, aku tak marah. Hal yang sama pernah
dilakukan member SuperGirls. Lucu bukan??” aku tertawa getir sementara Siwon
hanya menatapku sambil tersenyum maklum. Dia menghela napas, menyalakan mesin
mobil. Tak lama kemudian mobil sport Siwon sudah membelah jalanan Seoul. Hanya
lagu Haebaragi yang terdengar dalam mobil. Pikiranku menewarang jauh menembus
jendela kaca mobil Siwon. Sedangkan Siwon, seperti biasa membiarkanku.
“Apa nuna tidak lelah?” mendadak Siwon menghentikan
mobilnya dan memutar badannya menatapku.
“Maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
“Menunggu Heechul hyung, mengejarnya. Terpaku pada memori
masa lalu nuna. Apa nuna tak lelah??” Siwon menatapku dengan mata teduhnya.
Mata bermanik indah yang bisa membuat semua wanita bertekuk lutut bila ditatap
dengan lembut seperti ini. Buru – buru aku menghindari pandangan Siwon dan
memilih menatap deretan pohon maple.
“Nuna akui, lelah. Dia tak pernah meminta nuna untuk
tinggal, mengejar nuna ataupun menunggu nuna. Dia selalu membiarkanku pergi
begitu saja,” sahutku seraya menghela napas berat.
“Apa nuna tak bisa melepaskan Heechul hyung??”
melepaskannya.... aku sendiri tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Bisakah??
Atau lebih tepatnya maukah aku melepasnya?? Terdengar helaan napas Siwon
tatkala mendapati aku terdiam.
“Oke. Anggap saja aku sudah tahu jawaban dari pertanyaan
tadi,” sahutnya. Siwon mulai menjalankan mobilnya kembali. Aku menoleh sekilas
ke arahnya. Raut muka masih sama. Tegas, cool, sekaligus lembut.
“Mianhae...”
“Untuk apa nuna minta maaf? Kalau nuna bisa menjawab
pertanyaanku tadi dengan bibir nuna sendiri, barulah minta maaf,” sahut Siwon
tersenyum. Senyuman yang begitu saja bisa mendamaikan hatiku.
“Gomawo...” kataku menyentuh pundak Siwon pelan. Kami
bertukar pandang dan tersenyum.
Sudah sebulan
lebih aku tak bertemu dengan Siwon seiring berakhirnya promo single Haebaragi,
dramapun sudah selesai syuting. Dan Siwon kini mulai sibuk promo SJ-M di China
bersama Hae tentunya. Kesibukan kami membuat sulit untuk menjalin komunikasi.
Kenapa aku merasa dejavu, ya?? Meskipun bisa saling memonitor aktivitas masing
– masing melalui update status twitter maupun mey2day tetap saja rasanya beda
kalau tidak langsung.
Hari ini bertepatan dengan keberangkatanku ke Jepang,
mereka kembali ke Korea. See...serupa kala aku masih di SuperGirls, selisih
jalan. Baru aku menyadari tanpa Seunghyun oppa, duo magnae SuperGirls dan
member lain, aktifitasku terasa sepi. Dulu meskipun aku solo, selalu ada jadwal
bersama SuperGirls yang membuatku tak pernah kesepian. SuperGirls di Amerika
saat ini, mengeluarkan album pertama kalinya tanpa ada aku. Ini jalan yang aku
pilih, bukan?? Saat aku melontarkan
pertanyaan ini pada diriku sendiri, teringat pada kata – kata Siwon beberapa
waktu lalu. Terjebak pada masa lalu,
kenangan. Dan.... Siwon lagi yang terlintas di benakku???
“Hyeon...” tegur Changsun oppa, managerku, membuyarkan lamunan.
“Oke oppa, kajja!!” kataku seraya bangkit dari kursi di
ruang tunggu bandara. Aku terhenti dan menatap heran managerku yang sedang
menggelengkan kepala bukannya malah mengikutiku pergi.
“Pesawat masih 30 menit lagi, Hyeon!” serunya.
“Lalu ngapain oppa tadi memanggilku??” sungutku
kesal.
“Kau...Hyeon!! benar – benar larut dalam lamunan, sampai
tidak tahu sekelilingmu ataupun perkataanku barusan!” ujar Changsun oppa
mendecak kesal. Aku menatapnya tak mengerti, saat jarinya menunjuk arah
belakangku. Masih kebingungan aku
mengikuti arah telunjuknya.
“Oppa ingin bilang kalau ada seseorang yang sedang
menatapmu sambil berjalan kesini. Orang yang barusan ada di pikiranmu dan
membuatmu menghela napas panjang, Choi Siwon!!”
Dan memang benar, sosok tinggi Siwon terlihat berjalan
gontai ke arah kami. Memakai t-shirt berwarna biru, topi warna senada dan
kacamata hitam. Senyumnya merekah saat mata kami bertubrukan. Senyum yang
menghipnotisku untuk tersenyum balik padanya.
“Kalian memang jodoh. Seharusnya pesawat dari China
mendarat 2 jam setelah pesawatmu tinggal landas. Atau jangan – jangan dia
sengaja mengambil jadwal penerbangan lebih awal supaya bisa menemuimu??” bisik
Changsun oppa menggodaku. Dia mengaduh sambil melotot padaku ketika tulang
rusuknya aku sikut untuk menyuruhnya diam.
“Hyeon!!” sapa Siwon melambaikan tangan.
“Wonnie!” kali ini
aku menginjak kaki managerku yang berdehem mengejekku.
“Kok kau udah kembali ke Korea?” tanyaku teringat ucapan
Changsun oppa yang mengatakan seharusnya dia kembali dua jam lagi.
“Iya, ada jadwal pemotretan karena itu aku pulang
duluan,” jawab Siwon tersenyum. Aku
mengangguk paham. Bukan karena ingin sengaja menemuiku rupanya. Huuuffftt...
wait?!! Aku menghela napas kecewa barusan??????
“Dan kau... jam berapa pesawatmu?” Siwon balik bertanya.
“Hmmm... 20 menit lagi kira – kira,” sahutku setelah
melihat jadwal di boarding pass yang ada di tanganku. Aku menemukan Siwon
sedang tersenyum saat kepalaku mendongak.
“Oke, masih ada waktu untuk menemanimu sampai pesawatmu
landas,” kata Siwon mengagetkanku. Belum sempat berkata apapun, Siwon
menghampiri managernya dan berbicara sesuatu. Aku lihat managernya dan
managerku saling bertukar pandang dan
melempar senyum penuh makna. Siwon menyeretku ke sebuah kursi menjauhi
kedua manager gosip itu.
“Ini untukmu,” kata Siwon mengangsurkan sebuah kotak
mungil padaku setelah kami berdua duduk di bangku ruang tunggu.
“Gomawo..” sahutku seraya membukanya dan tersentak kaget
sekaligus takjub. Bros berbentuk bunga matahari. Indah sekali. Aku menimangnya
di telapak tangan, tak sadar senyum tersungging di wajahku. Haebaragi...
“Saat kami pergi menemui Hangeng hyung, tak sengaja aku
menemukan ini di toko suvenir. Oh ya, Hangeng hyung menanyakan kabarmu,” jelas
Siwon panjang lebar. Aku masih terdiam memandangi bros di tanganku.
“Dia juga menitipkan sesuatu padamu tapi Hae yang
membawanya. Dia berharap segera bertemu denganmu karena sejak kau menghilang
setahun lalu sampai detik ini kalian bertemu, kan?? Bahasa Koreanya makin kacau
saja..hahaha...” cerocos Siwon tanpa menyadari keterdiamanku. Sejurus kemudian
dia menoleh saat tak mendapati respon dariku. Jujur, tak sepatah katapun bisa aku tangkap dengan jelas.
“Hyeon?? Kau kenapa?? Tak suka dengan bros itu?” tanya
Siwon panik. Aku menggeleng pelan, tersenyum padanya.
“Wonnie, gomawo!!” kataku berkaca – kaca. Entah setan apa
yang mendorongku, tanpa pikir panjang aku memeluk tubuh kekar Siwon. Bisa aku
rasakan Siwon membeku, manager kami berdua melotot melihat kenekatanku sekaligus
kaget, beberapa orang yang berada di ruangan itu melongo, mungkin berpikir ‘duo
haebaragi bukan hanya gosip’. Besok atau beberapa menit lagi bahkan, momen ini
pasti sudah beredar seantero dunia. Walaupun berada di ruang tunggu VIP tidak
menutup kemungkinan ada fans memergoki kami.
Dan aku tak peduli.
“Jadi, gimana menurutmu, Hyeon?” tanya Siwon. Kulirik
sekilas Siwon yang sedang berdiri menyandar lemari es di dapur dorm Super
Junior. Tangan kirinya berada di saku celana sedangkan tangan kanan memegang cangkir
berisi Americano kesukaannya. Wanginya menguar memenuhi dapur. Bercampur bau
parfum dirinya.
“Apanya yang gimana?” sahutku cuek masih sibuk mengotak
atik puzzle di depanku.
“Kau... lagi – lagi tak mendengarkan apapun? Pikiranmu
kemana kali ini, hah?” sungut Siwon berjalan ke arahku lantas menjitak pelan
kepalaku.
“Tak kemana – mana. Hanya disini hehehe...” cengirku
seraya mengusap kepala. Siwon memutar bola matanya dan menghela napas.
“Memang kau bilang apa, Wonnie?” tanyaku akhirnya.
“Hmm.. wgm ini. Menurutmu apa aku harus menerimanya?”
oh.. tentang program itu. Gosip mengenai keikut sertaan Siwon dalam WGM santer
terdengar. Siwonnest dan Angelic membanjiri mention twitterku separuh pro
separuh kontra. HyeWon shipper.
“Terserah, tak ada hubungannya denganku. Ngapain kau
minta pendapatku?” sahutku mengangkat bahu. Siwon mengerenyitkan dahi,
diletakkannya cangkir di atas meja.
“Kenapa aku merasakan nada bicaramu sedikit kesal, ya?
Kau cemburu??” godanya. Sontak gerakan jemariku untuk menaruh potongan terakhir
puzzle terhenti di udara. Aku melotot pada Siwon yang tersenyum mengejek.
“In your dream!!” sungutku kesal. Enak saja ngatain aku
cemburu. Lagian ngapain dia ngungkit – ungkit masalah WGM. Bikin kesal saja.
Eh... wait!!! Aku bilang apa tadi?? Kesal??? Aku?!!!!
“Kalau kau ikut emang ga takut bakal ketahuan sifat
aslimu yang menyebalkan itu?” sungutku lagi. Tidak bisa aku bayangkan pasangan
wgm-nya menanggapi sifat Siwon yang asli.
“Hahahaha....” Siwon tertawa menanggapi sikapku yang
uring – uringan. Tawa yang mendadak berubah menjadi batuk kecil saat terdengar
seseorang berjalan melintasi ruang makan. Seketika aku menoleh mengikuti arah
pandangan Siwon. Terkesiap!! Heechul oppa!
“Oppa..”
“Hyeon...”
“Kau...”
“Kau...”
“Disini?”
“Sudah pulang?”
Kami berdua bicara bersamaan menanyakan hal yang hampir
sama. Terdengar tawa tertahan dari Siwon, aku menendang kakinya dari bawah
meja. Heechul oppa menghampiri kami dengan cengiran lebar di wajahnya.
“Kau, ngapain disini?” tunjuknya pada Siwon.
“Terpaksa Hyung!! Menemani dia menunggu Hae pulang. Malam
ini mereka berencana pulang ke Mokpo sekelar jadwal Hae,” jelas Siwon panjang
lebar. Ngapain juga bocah ini membeberkan semuanya pada Siwon. Heechul oppa
mengangguk. Sunyi sejenak, terasa sekali kecanggungan diantara kami bertiga.
“Kau sudah makan, oppa?? Mau aku bikinkan makanan?”
tanyaku memecah kesunyian. Siwon memutar – mutar cangkir di tangannya, Heechul
oppa melirik Siwon sebentar lalu beralih padaku.
“Gomawo Hyeon.. oppa sudah makan tadi. Petal mengirimiku
makanan di lokasi,” sahut Heechul oppa menolak tawaranku halus.
Belum sempat aku membalas ucapan Heechul oppa, dibuat
terperanjat melihat Siwon mendadak berdiri. Aku menatap Siwon melontarkan
pertanyaan melalui mataku.
“Pulang. Sudah ada Heechul hyung yang menemanimu. Kau
hati – hati ya nanti...” seakan tahu apa yang aku tanyakan, Siwon berkata. Dia
benar – benar ingin membuatku jantungan. Pura – pura tak melihat lirikan tajam
dariku, Siwon berlalu dari hadapanku, memutari meja dan ketika melewatiku dia
mengacak rambutku lembut.
“Hyung, titip dia ya. Aku pulang dulu,” pamit Siwon dan
tanpa menunggu balasan dari Heechul dia berlalu. Aku melirik Heechul oppa
dengan rasa jengah. Bagaimana ini?? Aku ingin mengejar Siwon, tapi... eh
tunggu!! Kenapa aku ingin mengejar Siwon?? Ada apa denganku ini??!!!!
“Kalian tidak akan berantem gara – gara oppa, kan?” tanya Heechul oppa memecah kesunyian yang
tercipta hampir 10 menit itu.
“Eh?!” kutoleh dia. Kegiatanku mengacak dan menyusun
ulang puzzle terhenti.
“Oppa tahu sifat Siwon. Dia tidak akan menunjukkan rasa
kesalnya di depan orang,” lanjut Heechul oppa saat melihat aku bengong tak
paham.
“Emang kenapa Siwon harus kesal?”
“Bukan kah kalian pacaran? Dan sekarang dia malah
meninggalkanmu disini bersama oppa, yang notabene punya masa lalu bersamamu,”
jelas Heechul oppa. Berusaha mencari nada cemburu dari suaranya, meski secuil.
Datar... nyaris tanpa emosi seperti biasanya. Aku menggigit bibirku menahan air
mata.
“Masa lalu.... tumben oppa membicarakan masa lalu.
Bukankah oppa anti dengan masa lalu? Dan Siwon.... bukan tipe orang yang
melepaskan begitu saja. Dia menyuruhku tinggal karena percaya padaku,” tandasku
sedikit menyindir Heechul oppa. Mendengar nada sinis dari suaraku Heechul oppa
hanya tertunduk. Mengapa oppa??? Hanya saat bersamaku saja mukamu begitu
suram?? Bahkan saat aku tinggal bersamamu, tak sekalipun kau menunjukkan wajah
ceriamu seperti yang selalu kau tunjukkan saat bersama Chocoball atau Heeline,
batinku.
Tak ada pembicaraan lagi antara kami. Sampai Hae pulang
satu jam kemudian bersama Wookie, Eunhyuk, Sungmin dan Yesung. Mereka berempat
menyapaku langsung kabur merasakan hawa tidak nyaman yang tercipta antara aku
dan Heechul oppa. Hae tanpa basa basi langsung menyeretku keluar dari dorm
setelah berpamitan ala kadarnya pada Heechul oppa.
Sepanjang jalan, Hae berulang kali mencuri pandang
padaku. Dua kali ingin membuka mulut tapi urung tatkala melihat wajah murungku.
Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Hae bertanya, atau lebih tepatnya
menginterogasi diriku.
“Nuna, kenapa kau bisa bersama Heechul hyung? Kemana
Siwon? Bukankah kalian tadi berdua?” Hae
menghujaniku pertanyaan laksana detektif.
“Siwon pulang sesaat setelah Heechul oppa datang,”
sahutku lirih. Tak berani menatap Hae, pura – pura tertarik pada tali sepatu
ketsku.
“Dia meninggalkan nuna dengan Heechul hyung??? Heechul hyung melihat kalian berdua berarti?
Gila anak itu!! Kalau ketemu awas aja, ya!!” gerutu Hae kesal memukul kemudi
membuatku terlonjak kaget. Aku menoleh padanya. Tak mengerti alasan Hae kesal.
“Memang kenapa, Hae, kalau Heechul oppa melihatku bersama
Siwon?” tanyaku tak mengerti mengapa Hae seakan menyalahkanku.
“Seharusnya nuna menjaga perasaan Heechul hyung, jangan
berkencan di dorm. Heechul hyung pasti terluka, akhir – akhir ini dia sedikit
murung,” sahut Hae menghela napas panjang. Kali ini emosiku memuncak.
“Jadi menurutmu nuna salah?? Nuna sudah menyakiti Heechul
oppa karena bersama Siwon?? Begitu maksudmu?!!” teriakku kesal. Bagaimana bisa
Hae memikirkan perasaan Heechul oppa!!! Lalu, bagaimana denganku???!!!
“Nuna.. bukan begitu...” gelagapan Hae menjawabku.
“Apa kau tak tahu perasaan nuna, Hae?? Bertahun – tahun
menunggu, mengejar dan dibiarkan pergi oleh Heechul oppa??!!! Heechul oppa
menganggap nuna masa lalu!!” lanjutku. Air mata yang sedari tadi aku tahan kini
jatuh perlahan di kedua pipiku.
“Nuna....”
“Nuna ingin Heechul oppa berada di posisi nuna. Menjadi
bagian masa lalu nuna,” kataku pelan. Hae meraih kepalaku dan menyandarkan di
dadanya. Aku terisak pelan dalam pelukan Hae, berusaha meredakan emosi.
“Trus nuna memilih Siwon?? Kenapa harus Siwon???”
“Karena Siwon.....”
*to be continue
Semangat, mbak!! Lanjutkan ^^
ReplyDeleteblum pnya ide lanjutan plus msih sbuk hahaha
Delete