Wednesday, September 19, 2012

MEMORIES part 7


Setelah 1 tahun 8 bulan vakum dari rutinitas keartisan, akhirnya aku kembali!! Memang tidak bisa kembali ke SuperGirls lagi, kini berjalan di path yang aku pilih sendiri sebagai solois. Menanggalkan atribut leader, hip hop-er, berubah menjadi rocker solois. Konsep album terbaruku bertajuk ‘Reborn’ menceritakan seorang Hyeon terlahir kembali dalam sosok yang berbeda. Single pertamaku seperti biasa all kill, single bernuansa slow rock romance featuring Siwon berjudul ‘Haebaragi’.
Banyak yang menanyakan alasan dibalik pilihan featuring Siwon, kenapa tidak duet dengan Donghae, atau salah satu trio KRY. Seakan menyulut api, aku mengatakan bahwa inspirasi lagu itu berasal dari Siwon saat melakukan pemotretan wedding dress beberapa saat lalu. Jadi, akan lebih tepat kalau aku duet dengannya daripada orang lain. Bukan sekedar bohong, memang inspirasi datang dari Siwon, lebih tepatnya ucapannya tentang ‘haebaragi dan chida’.  Menceritakan dua orang yang saling cinta namun tak terungkapkan hanya tersimpan dalam hati. Seperti cinta haebaragi pada chida. Hanya aku dan Siwon yang tahu kebenaran di balik lagu itu.
Kalau duet Troublemaker mengumbar keseksian, duet Haebaragi mengumbar kemesraan. Begitu komentar para netizen. Terkadang saat tampil aku membawa gitar kesayanganku, lalu Siwon membawa buket bunga matahari. Atau Siwon memainkan piano dan aku berdiri di sebelahnya membawa setangkai bunga matahari. Banyak yang mengatakan bahwa lagu Haebaragi versi ballad yang menonjolkan suara berat khas Siwon lebih terasa dalam. Tidak salah aku memilih pasangan duet.  Cukup berdiri berdua di atas panggung saja sudah dikatakan sangat romantis.
Gosip mengenai hubunganku dan Siwon makin berkembang. Bahkan gosip usang sebelum kami debut pun terkuak. Ditambah kami sama – sama membintangi iklan dan drama sebagai couple. Siapa lagi kalau bukan ulah Soo Man seosangnim yang lihai memanfaatkan gosip itu untuk ‘menjual’ produk. Memang sih drama yang baru 2 episode tayang itu meraih rating tinggi. Setiap tampil di variety show selalu pertanyaan ‘apa kalian berkencan?’ dilontarkan mc pada Siwon maupun aku.
 “Aku harus meminta persetujuan Elf, Siwonnest dan Angelic untuk bisa berkencan dengan Hyeon nuna,” jawab Siwon sambil tertawa di salah satu variety show dimana ada Heechul oppa disana. Tak ada perubahan ekspresi di wajah Heechul oppa.
“Apa kau tak perlu persetujuan dari Donghae-ssi dan Teuki-ssi?? Mereka sangat protektif terhadap Hyeon-ssi, kan?” tanya mc seraya melihat ke arah Donghae yang hanya bisa nyengir. Bagaimana dia harus menjawabnya?? Sekilas dia melirik Heechul.
“Aku rasa mereka akan setuju... hahaha... aku memenuhi semua kriteria menantu dan ipar idaman,” jawab Siwon percaya diri tak mempedulikan akan bagaimana reaksi member lain. Donghae melotot ke arahnya pura – pura melemparkan pukulan. Shindong berdehem menahan tawa.  Kyuhyun yang merupakan salah satu mc program itu mendengus, bergumam kau gila.
“Tidak semudah itu kau bisa kencan dengan nuna!!” celetuk Donghae berlagak galak. Siwon mengangkupkan kedua telapak tangannya sebagai tanda maaf. Menjulurkan tangan untuk berhigh five, Donghae membalas high fivenya agak keras membuat mc makin getol bertanya.
“Jadi...”
Kliik...
“Onnie... lagi seru – serunyaaaa...”
Merampas remote dari tangan HyunA dan mematikan tv tanpa mempedulikan protes HyunA dan Sohyun yang seakan terhipnotis dengan acara barusan. Tanpa mereka menonton bukankah beritanya sudah ada di media cetak dan eletronik? Bahkan heboh di twitter, aku jadi bahan godaan Dara, Ming dan Jaebum.  Lagian dua bocah ini dari pagi sudah heboh menggedor pintu apartemenku, menginvansi seenaknya, disuruh pulang ga mau, menelpon Seunghyun oppa dia cueknya menolak menjemput duo magnae itu. Sekarang setelah tak berhasil merebut remote dari tanganku langsung saja membuntuti kemana saja aku melangkah. Gini nih kalau jadwal kosong barengan. Curiga managerku berkomplot dengan mereka.
Bukannya aku tak tahu kerinduan mereka, aku juga merasakan hal yang sama. Hanya saja aku berusaha agar SuperGirls bisa berjalan tanpaku dan begitu pula aku. Untuk saat ini aku hanya ingin fokus di Korea dan Asia, melupakan sejenak hingar bingar Hollywood. Walaupun banyak tawaran datang bahkan produser yang dulu menangani albumku di Amerika berulang kali menghubungiku.
Semua demi orang itu.  Orang yang berhasil membuatku tinggal.
“Apa onnie beneran kencan ama Siwon oppa?” selidik Sohyun mencondongkan badannya ke arahku. Aku mendelik padanya.
“Onnie dan Siwon oppa kelihatan dekat sekali sejak pemotretan itu. Bahkan kemarin HyunA lihat onnie datang ke lokasi drama barengan,” tambah HyunA. Memang drama dimana aku dan Siwon berperan ada HyunA juga. Kemarin jadwal perform lalu syuting sesuai dengan jadwal Siwon karena itulah kami datang bersama. Tak kusangka si magnae melihatnya.
“Artinya onnie sudah bisa melupakan Heechul oppa?” seketika aku berjengit kala mendengar nama itu meluncur dari bibir HyunA.  Pura – pura menyesap coklat hangat untuk menutupi rasa jengah. Sohyun menendang kaki HyunA.
“Kalau itu benar, kami setuju kok. Kalian pasangan serasi kayak di dongeng – dongeng, mirip photoshoot wedding dress itu. Kami pasti dukung onnie,” sambung Sohyun diamini HyunA. Heran, duo magnae ini kompak sekali. Aku menatap mereka berdua. Baru menyadari mereka sudah beranjak dewasa, bukan anak ingusan seperti beberapa waktu lalu.  Kerling mata nakal itu masih ada, sih.
“Begitukah?? Gomawo... hmm... seharusnya onnie yang bertanya pada kalian. Terutama kau, HyunA!” sahutku melempar pandang ke arah HyunA yang langsung membeku sekaan menyadari kesalahan.
“Apa kau kencan dengan Siwan? Im Siwan dari ZEA?” HyunA membelalakkan mata, rona merah menjalari wajah putihnya. Sohyun tersedak. Menoleh ke arah HyunA sambil terbatuk – batuk.  Tangannya menepuk – nepuk punggungnya sendiri berusaha meredakan batuk.
“Da..darimana onnie tahu?” gelagapan HyunA bertanya padaku, mau tak mau membuatku tertawa. Sohyun melotot tak percaya.
“Kau??!! Udah jadian dengan Siwan???” teriak Sohyun tak percaya. HyunA mengangguk pelan tersipu malu. Mata Sohyun melebar. Bagaimana dia yang teman sekamar tidak tahu???
“Dan kau... Sohyun! Jangan kira onnie tidak tahu kalau kau sedang dekat dengan Wooyoung,”  tandasku kali ini ganti membuat Sohyun panik. Dia menggeleng berulang kali mengibaskan kedua tangannya.  Giliran HyunA yang mengulum senyum.
“Sebelum kalian mengkhawatirkan masalah onnie, bagaimana kalau kalian jelaskan tentang Siwan dan Wooyoung??” todongku memberi tekanan. Duo magnae membeku. Rupanya wibawa dan kharisma leaderku belum hilang.
Tersenyum aku menatap HyunA dan Sohyun. Semakin yakin kalau aku bisa bernapas lega melepaskan SuperGirls ketika melihat duo magnae sudah beranjak dewasa meski kadang masih suka berulah childish. Mereka berani melangkah. Giliranku sekarang.

“Nuna.... ada apa pagi – pagi kau sudah kesini?? Aku sebentar lagi keluar ada pemotretan,” kata Hae heran saat membuka pintu melihatku berdiri di depan dorm Super Junior. Bisa aku lihat dia sudah berpakaian rapi. Selalu tampan seperti biasanya. Cuek aku menyeruak masuk seraya mengusap rambutnya pelan.
“Hmm...nuna tidak mencarimu, Hae sayang... nuna ada janji dengannya!” jawabku seraya menunjuk arah belakang Hae. Hae menoleh, Siwon berjalan ke arah kami sambil menyunggingkan senyumnya. Hae berbalik menatapku.
“Siwon??! Ngapain?”
“Eh?? Emang nuna ga boleh bertemu dengannya?”  aku balik bertanya. Hae menggeleng sambil bergumam, bukan begitu maksudku. Siwon menepuk pundak Hae pelan, sedikit mendorong tubuh Hae yang menutupi jalan. Aku mendongak dan tersenyum ke arah Siwon.
“Hae, aku pergi dulu. Hyeon, kajja..” pamit Siwon ke Hae sejurus kemudian dia meraih tangannku dan membimbing keluar pintu. Bisa aku pastikan reaksi shock Hae dan Wookie yang barusan keluar untuk menyapaku kala melihat Siwon menggandeng tanganku.
“Pagi – pagi kau sudah membuat adikku jantungan, Wonnie!!” sungutku meski tak bisa menahan tawa saat kami sudah duduk di dalam mobil Siwon.
“Sudah ratusan kali dia menanyakan hubunganku dengan nuna,” sahut Siwon tertawa.
“Dan kau jawab apa?”
“Aku hanya bilang ‘nanti juga kau tahu’ sepertinya dia kesal mendengar jawabanku,” sahut Siwon sambil mengangkat alisnya. Aku tertawa.
“Pastinya!! Dia juga membuatku pusing,” keluhku. Teringat semua pesan dan telepon dari Hae sejak kejadian di ruang ganti saat comeback mereka.
“Hae begitu karena sangat mengkhawatirkan dan menyayangi nuna,” kata Siwon. Aku menggangguk setuju. Hae hanya mengatakan ‘apapun keputusan nuna, yang pasti aku selalu ada di pihak nuna. Sampai kapanpun.’
“Dan sepertinya dia juga merasa tidak enak dengan Heechul hyung. Membicarakan nuna di depan Heechul hyung merupakan hal tabu. Setiap tv menampilkan wajah nuna, kami buru – buru mengganti ke saluran lain. Hahaha...” aku mendengus mendengar ucapan Siwon. Sebegitunyakah?? Siwon menoleh ke arahku.
“Maaf.... aku tak bermaksud..”
“Tenanglah Wonnie, aku tak marah. Hal yang sama pernah dilakukan member SuperGirls. Lucu bukan??” aku tertawa getir sementara Siwon hanya menatapku sambil tersenyum maklum. Dia menghela napas, menyalakan mesin mobil. Tak lama kemudian mobil sport Siwon sudah membelah jalanan Seoul. Hanya lagu Haebaragi yang terdengar dalam mobil. Pikiranku menewarang jauh menembus jendela kaca mobil Siwon. Sedangkan Siwon, seperti biasa membiarkanku.
“Apa nuna tidak lelah?” mendadak Siwon menghentikan mobilnya dan memutar badannya menatapku.
“Maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
“Menunggu Heechul hyung, mengejarnya. Terpaku pada memori masa lalu nuna. Apa nuna tak lelah??” Siwon menatapku dengan mata teduhnya. Mata bermanik indah yang bisa membuat semua wanita bertekuk lutut bila ditatap dengan lembut seperti ini. Buru – buru aku menghindari pandangan Siwon dan memilih menatap deretan pohon maple.
“Nuna akui, lelah. Dia tak pernah meminta nuna untuk tinggal, mengejar nuna ataupun menunggu nuna. Dia selalu membiarkanku pergi begitu saja,” sahutku seraya menghela napas berat.
“Apa nuna tak bisa melepaskan Heechul hyung??” melepaskannya.... aku sendiri tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Bisakah?? Atau lebih tepatnya maukah aku melepasnya?? Terdengar helaan napas Siwon tatkala mendapati aku terdiam.
“Oke. Anggap saja aku sudah tahu jawaban dari pertanyaan tadi,” sahutnya. Siwon mulai menjalankan mobilnya kembali. Aku menoleh sekilas ke arahnya. Raut muka masih sama. Tegas, cool, sekaligus lembut.
“Mianhae...”
“Untuk apa nuna minta maaf? Kalau nuna bisa menjawab pertanyaanku tadi dengan bibir nuna sendiri, barulah minta maaf,” sahut Siwon tersenyum. Senyuman yang begitu saja bisa mendamaikan hatiku.
“Gomawo...” kataku menyentuh pundak Siwon pelan. Kami bertukar pandang dan tersenyum.

 Sudah sebulan lebih aku tak bertemu dengan Siwon seiring berakhirnya promo single Haebaragi, dramapun sudah selesai syuting. Dan Siwon kini mulai sibuk promo SJ-M di China bersama Hae tentunya. Kesibukan kami membuat sulit untuk menjalin komunikasi. Kenapa aku merasa dejavu, ya?? Meskipun bisa saling memonitor aktivitas masing – masing melalui update status twitter maupun mey2day tetap saja rasanya beda kalau tidak langsung.
Hari ini bertepatan dengan keberangkatanku ke Jepang, mereka kembali ke Korea. See...serupa kala aku masih di SuperGirls, selisih jalan. Baru aku menyadari tanpa Seunghyun oppa, duo magnae SuperGirls dan member lain, aktifitasku terasa sepi. Dulu meskipun aku solo, selalu ada jadwal bersama SuperGirls yang membuatku tak pernah kesepian. SuperGirls di Amerika saat ini, mengeluarkan album pertama kalinya tanpa ada aku. Ini jalan yang aku pilih, bukan??  Saat aku melontarkan pertanyaan ini pada diriku sendiri, teringat pada kata – kata Siwon beberapa waktu lalu.  Terjebak pada masa lalu, kenangan. Dan.... Siwon lagi yang terlintas di benakku???
“Hyeon...” tegur Changsun oppa, managerku, membuyarkan lamunan.
“Oke oppa, kajja!!” kataku seraya bangkit dari kursi di ruang tunggu bandara. Aku terhenti dan menatap heran managerku yang sedang menggelengkan kepala bukannya malah mengikutiku pergi.
“Pesawat masih 30 menit lagi, Hyeon!” serunya.
“Lalu ngapain oppa tadi memanggilku??” sungutku kesal.               
“Kau...Hyeon!! benar – benar larut dalam lamunan, sampai tidak tahu sekelilingmu ataupun perkataanku barusan!” ujar Changsun oppa mendecak kesal. Aku menatapnya tak mengerti, saat jarinya menunjuk arah belakangku.  Masih kebingungan aku mengikuti arah telunjuknya.
“Oppa ingin bilang kalau ada seseorang yang sedang menatapmu sambil berjalan kesini. Orang yang barusan ada di pikiranmu dan membuatmu menghela napas panjang, Choi Siwon!!”
Dan memang benar, sosok tinggi Siwon terlihat berjalan gontai ke arah kami. Memakai t-shirt berwarna biru, topi warna senada dan kacamata hitam. Senyumnya merekah saat mata kami bertubrukan. Senyum yang menghipnotisku untuk tersenyum balik padanya.
“Kalian memang jodoh. Seharusnya pesawat dari China mendarat 2 jam setelah pesawatmu tinggal landas. Atau jangan – jangan dia sengaja mengambil jadwal penerbangan lebih awal supaya bisa menemuimu??” bisik Changsun oppa menggodaku. Dia mengaduh sambil melotot padaku ketika tulang rusuknya aku sikut untuk menyuruhnya diam.
“Hyeon!!” sapa Siwon melambaikan tangan.
“Wonnie!”  kali ini aku menginjak kaki managerku yang berdehem mengejekku.
“Kok kau udah kembali ke Korea?” tanyaku teringat ucapan Changsun oppa yang mengatakan seharusnya dia kembali dua jam lagi.
“Iya, ada jadwal pemotretan karena itu aku pulang duluan,” jawab Siwon tersenyum.  Aku mengangguk paham. Bukan karena ingin sengaja menemuiku rupanya. Huuuffftt... wait?!! Aku menghela napas kecewa barusan??????
“Dan kau... jam berapa pesawatmu?” Siwon balik bertanya.
“Hmmm... 20 menit lagi kira – kira,” sahutku setelah melihat jadwal di boarding pass yang ada di tanganku. Aku menemukan Siwon sedang tersenyum saat kepalaku mendongak.
“Oke, masih ada waktu untuk menemanimu sampai pesawatmu landas,” kata Siwon mengagetkanku. Belum sempat berkata apapun, Siwon menghampiri managernya dan berbicara sesuatu. Aku lihat managernya dan managerku saling bertukar pandang dan  melempar senyum penuh makna. Siwon menyeretku ke sebuah kursi menjauhi kedua manager gosip itu.
“Ini untukmu,” kata Siwon mengangsurkan sebuah kotak mungil padaku setelah kami berdua duduk di bangku ruang tunggu.
“Gomawo..” sahutku seraya membukanya dan tersentak kaget sekaligus takjub. Bros berbentuk bunga matahari. Indah sekali. Aku menimangnya di telapak tangan, tak sadar senyum tersungging di wajahku. Haebaragi...
“Saat kami pergi menemui Hangeng hyung, tak sengaja aku menemukan ini di toko suvenir. Oh ya, Hangeng hyung menanyakan kabarmu,” jelas Siwon panjang lebar. Aku masih terdiam memandangi bros di tanganku.
“Dia juga menitipkan sesuatu padamu tapi Hae yang membawanya. Dia berharap segera bertemu denganmu karena sejak kau menghilang setahun lalu sampai detik ini kalian bertemu, kan?? Bahasa Koreanya makin kacau saja..hahaha...” cerocos Siwon tanpa menyadari keterdiamanku. Sejurus kemudian dia menoleh saat tak mendapati respon dariku. Jujur, tak sepatah katapun  bisa aku tangkap dengan jelas.
“Hyeon?? Kau kenapa?? Tak suka dengan bros itu?” tanya Siwon panik. Aku menggeleng pelan, tersenyum padanya.
“Wonnie, gomawo!!” kataku berkaca – kaca. Entah setan apa yang mendorongku, tanpa pikir panjang aku memeluk tubuh kekar Siwon. Bisa aku rasakan Siwon membeku, manager kami berdua melotot melihat kenekatanku sekaligus kaget, beberapa orang yang berada di ruangan itu melongo, mungkin berpikir ‘duo haebaragi bukan hanya gosip’. Besok atau beberapa menit lagi bahkan, momen ini pasti sudah beredar seantero dunia. Walaupun berada di ruang tunggu VIP tidak menutup kemungkinan ada fans memergoki kami.  Dan aku tak peduli.

“Jadi, gimana menurutmu, Hyeon?” tanya Siwon. Kulirik sekilas Siwon yang sedang berdiri menyandar lemari es di dapur dorm Super Junior. Tangan kirinya berada di saku celana sedangkan tangan kanan memegang cangkir berisi Americano kesukaannya. Wanginya menguar memenuhi dapur. Bercampur bau parfum dirinya.
“Apanya yang gimana?” sahutku cuek masih sibuk mengotak atik puzzle di depanku.
“Kau... lagi – lagi tak mendengarkan apapun? Pikiranmu kemana kali ini, hah?” sungut Siwon berjalan ke arahku lantas menjitak pelan kepalaku.
“Tak kemana – mana. Hanya disini hehehe...” cengirku seraya mengusap kepala. Siwon memutar bola matanya dan menghela napas.  
“Memang kau bilang apa, Wonnie?” tanyaku akhirnya.
“Hmm.. wgm ini. Menurutmu apa aku harus menerimanya?” oh.. tentang program itu. Gosip mengenai keikut sertaan Siwon dalam WGM santer terdengar. Siwonnest dan Angelic membanjiri mention twitterku separuh pro separuh kontra. HyeWon shipper.
“Terserah, tak ada hubungannya denganku. Ngapain kau minta pendapatku?” sahutku mengangkat bahu. Siwon mengerenyitkan dahi, diletakkannya cangkir di atas meja.
“Kenapa aku merasakan nada bicaramu sedikit kesal, ya? Kau cemburu??” godanya. Sontak gerakan jemariku untuk menaruh potongan terakhir puzzle terhenti di udara. Aku melotot pada Siwon yang tersenyum mengejek.
“In your dream!!” sungutku kesal. Enak saja ngatain aku cemburu. Lagian ngapain dia ngungkit – ungkit masalah WGM. Bikin kesal saja. Eh... wait!!! Aku bilang apa tadi?? Kesal??? Aku?!!!!
“Kalau kau ikut emang ga takut bakal ketahuan sifat aslimu yang menyebalkan itu?” sungutku lagi. Tidak bisa aku bayangkan pasangan wgm-nya menanggapi sifat Siwon yang asli.
“Hahahaha....” Siwon tertawa menanggapi sikapku yang uring – uringan. Tawa yang mendadak berubah menjadi batuk kecil saat terdengar seseorang berjalan melintasi ruang makan. Seketika aku menoleh mengikuti arah pandangan Siwon. Terkesiap!! Heechul oppa!
“Oppa..”
“Hyeon...”
“Kau...”
“Kau...”
“Disini?”
“Sudah pulang?”
Kami berdua bicara bersamaan menanyakan hal yang hampir sama. Terdengar tawa tertahan dari Siwon, aku menendang kakinya dari bawah meja. Heechul oppa menghampiri kami dengan cengiran lebar di wajahnya.
“Kau, ngapain disini?” tunjuknya pada Siwon.
“Terpaksa Hyung!! Menemani dia menunggu Hae pulang. Malam ini mereka berencana pulang ke Mokpo sekelar jadwal Hae,” jelas Siwon panjang lebar. Ngapain juga bocah ini membeberkan semuanya pada Siwon. Heechul oppa mengangguk. Sunyi sejenak, terasa sekali kecanggungan diantara kami bertiga.
“Kau sudah makan, oppa?? Mau aku bikinkan makanan?” tanyaku memecah kesunyian. Siwon memutar – mutar cangkir di tangannya, Heechul oppa melirik Siwon sebentar lalu beralih padaku.
“Gomawo Hyeon.. oppa sudah makan tadi. Petal mengirimiku makanan di lokasi,” sahut Heechul oppa menolak tawaranku halus.
Belum sempat aku membalas ucapan Heechul oppa, dibuat terperanjat melihat Siwon mendadak berdiri. Aku menatap Siwon melontarkan pertanyaan melalui mataku.
“Pulang. Sudah ada Heechul hyung yang menemanimu. Kau hati – hati ya nanti...” seakan tahu apa yang aku tanyakan, Siwon berkata. Dia benar – benar ingin membuatku jantungan. Pura – pura tak melihat lirikan tajam dariku, Siwon berlalu dari hadapanku, memutari meja dan ketika melewatiku dia mengacak rambutku lembut.
“Hyung, titip dia ya. Aku pulang dulu,” pamit Siwon dan tanpa menunggu balasan dari Heechul dia berlalu. Aku melirik Heechul oppa dengan rasa jengah. Bagaimana ini?? Aku ingin mengejar Siwon, tapi... eh tunggu!! Kenapa aku ingin mengejar Siwon?? Ada apa denganku ini??!!!!
“Kalian tidak akan berantem gara – gara oppa, kan?”  tanya Heechul oppa memecah kesunyian yang tercipta hampir 10 menit itu.
“Eh?!” kutoleh dia. Kegiatanku mengacak dan menyusun ulang puzzle terhenti.
“Oppa tahu sifat Siwon. Dia tidak akan menunjukkan rasa kesalnya di depan orang,” lanjut Heechul oppa saat melihat aku bengong tak paham.
“Emang kenapa Siwon harus kesal?”
“Bukan kah kalian pacaran? Dan sekarang dia malah meninggalkanmu disini bersama oppa, yang notabene punya masa lalu bersamamu,” jelas Heechul oppa. Berusaha mencari nada cemburu dari suaranya, meski secuil. Datar... nyaris tanpa emosi seperti biasanya. Aku menggigit bibirku menahan air mata.
“Masa lalu.... tumben oppa membicarakan masa lalu. Bukankah oppa anti dengan masa lalu? Dan Siwon.... bukan tipe orang yang melepaskan begitu saja. Dia menyuruhku tinggal karena percaya padaku,” tandasku sedikit menyindir Heechul oppa. Mendengar nada sinis dari suaraku Heechul oppa hanya tertunduk. Mengapa oppa??? Hanya saat bersamaku saja mukamu begitu suram?? Bahkan saat aku tinggal bersamamu, tak sekalipun kau menunjukkan wajah ceriamu seperti yang selalu kau tunjukkan saat bersama Chocoball atau Heeline, batinku.
Tak ada pembicaraan lagi antara kami. Sampai Hae pulang satu jam kemudian bersama Wookie, Eunhyuk, Sungmin dan Yesung. Mereka berempat menyapaku langsung kabur merasakan hawa tidak nyaman yang tercipta antara aku dan Heechul oppa. Hae tanpa basa basi langsung menyeretku keluar dari dorm setelah berpamitan ala kadarnya pada Heechul oppa.
Sepanjang jalan, Hae berulang kali mencuri pandang padaku. Dua kali ingin membuka mulut tapi urung tatkala melihat wajah murungku. Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Hae bertanya, atau lebih tepatnya menginterogasi diriku.
“Nuna, kenapa kau bisa bersama Heechul hyung? Kemana Siwon? Bukankah kalian tadi berdua?”  Hae menghujaniku pertanyaan laksana detektif.
“Siwon pulang sesaat setelah Heechul oppa datang,” sahutku lirih. Tak berani menatap Hae, pura – pura tertarik pada tali sepatu ketsku.
“Dia meninggalkan nuna dengan Heechul hyung???  Heechul hyung melihat kalian berdua berarti? Gila anak itu!! Kalau ketemu awas aja, ya!!” gerutu Hae kesal memukul kemudi membuatku terlonjak kaget. Aku menoleh padanya. Tak mengerti alasan Hae kesal.
“Memang kenapa, Hae, kalau Heechul oppa melihatku bersama Siwon?” tanyaku tak mengerti mengapa Hae seakan menyalahkanku.
“Seharusnya nuna menjaga perasaan Heechul hyung, jangan berkencan di dorm. Heechul hyung pasti terluka, akhir – akhir ini dia sedikit murung,” sahut Hae menghela napas panjang. Kali ini emosiku memuncak.
“Jadi menurutmu nuna salah?? Nuna sudah menyakiti Heechul oppa karena bersama Siwon?? Begitu maksudmu?!!” teriakku kesal. Bagaimana bisa Hae memikirkan perasaan Heechul oppa!!! Lalu, bagaimana denganku???!!!
“Nuna.. bukan begitu...” gelagapan Hae menjawabku.
“Apa kau tak tahu perasaan nuna, Hae?? Bertahun – tahun menunggu, mengejar dan dibiarkan pergi oleh Heechul oppa??!!! Heechul oppa menganggap nuna masa lalu!!” lanjutku. Air mata yang sedari tadi aku tahan kini jatuh perlahan di kedua pipiku.
“Nuna....”
“Nuna ingin Heechul oppa berada di posisi nuna. Menjadi bagian masa lalu nuna,” kataku pelan. Hae meraih kepalaku dan menyandarkan di dadanya. Aku terisak pelan dalam pelukan Hae, berusaha meredakan emosi.
“Trus nuna memilih Siwon?? Kenapa harus Siwon???”
“Karena Siwon.....”



             *to be continue

2 comments: